Berubah atau Punah di Knowledge Era

Selasa, 27 April 2010

Seorang teman mengeluhkan perbedaan antara situasi dan kondisi (sikon) saat ini dengan masa 5-10 tahun lalu. Kata dia, dulu uang Rp50.000 dapat dibelikan berbagai barang kebutuhan dalam jumlah yang lumayan banyak.
“Tapi sekarang, uang Rp50.000 seperti tidak berarti apa-apa, karena dengan uang segitu terlalu sedikit barang yang bisa dibeli, dan cepat habis,” tuturnya.

Waktu memang cepat sekali berlalu, sehingga saya pun sering merasa seperti terbangun dari mimpi, dan berkata dalam hati; “Wah, kok tahu-tahu sudah jam segini, ya?”, “Kok tahu-tahu sudah bulan ini, ya?” . Dan seiring dengan berlalunya waktu, sikon di sekitar kita pun berubah sesuai perkembangan pola fikir, kebutuhan, gaya hidup dan teknologi. Coba perhatikan lingkungan tempat tinggal Anda. Samakah dengan 5-10 tahun lalu, atau ketika Anda masih kecil dulu? Apa sajakah perubahanannya?
Tuhan menciptakan manusia dengan nafsu dan akal, sehingga dengan kedua hal itu, manusia tumbuh dan berkembang tak hanya dalam segi kuantiti, tapi juga kualiti. Akibat dari hal ini adalah munculnya persaingan yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu, dan kehidupan yang cenderung rumit dan sarat tantangan.
Pada era 1960-1970-an, ketika jumlah penduduk Jakarta masih sangat sedikit, kita hanya menemukan pasar tradisional sebagai pusat transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari, hanya ada SPBU milik PT. Pertamina Tbk sebagai SPBU yang menjual BBM, sepeda masih menjadi sarana transportasi utama sebagian besar masyarakat, dan Jakarta bebas macet. Tapi sekarang, kemacetan merupakan salah satu masalah yang diprioritaskan Pemprov DKI Jakarta untuk diselesaikan, karena masalah ini tak hanya mengganggu kelancaran perputaran roda perekonomian, tapi juga membuat warganya stress. Kemacetan terjadi tak hanya akibat jumlah kendaraan bermotor yang telah mencapai 5,7 juta unit dan jumlah penduduk yang telah mencapai 8,52 juta pada 2009, tapi juga karena pusat transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari tak hanya terjadi di pasar-pasar tradisional, melainkan juga di pasar-pasar modern seperti minimarket, supermarket, dan hypermarket yang pertumbuhannya sangat pesat sejak tahun 2000.
Charles Darwin, ilmuwan yang tersohor dengan teori evolusinya, pernah mengatakan; “It is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change" Bukan makhluk besar dan kuat atau cerdas yang dapat bertahan hidup, akan tetapi yang paling tanggap terhadap perubahanlah”
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam dunia yang begitu cepat berubah dan begitu kompetitif, orang harus punya strategi. Rumus di bawah ini dapat membantu Anda.
1. Faster
Bergeraklah dengan cepat, secepat yang kamu bisa. Jangan stay di suatu tempat meski di situ kamu merasa nyaman. Ingat, perubahan dunia lebih cepat dibanding langkah Anda. Jika Anda baru melangkah satu atau dua langkah, perubahan dunia telah sepuluh langkah di depan Anda, sehingga jika Anda tidak bergerak cepat, Anda akan semakin jauh tertinggal di belakangnya.

2. Better
Saat Anda bergerak cepat, pertahankan kualitas dengan tetap melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain maupun dari yang Anda lakukan di hari kemarin. Contoh simple untuk memahami better adalah, jika Anda membuka usaha di bidang rumah makan, menu apa yang akan Anda sajikan? Yang lebih baik dari rumah makan yang lain, sama saja, atau justru malah tidak lebih baik? Konsumen selalu menginginkan sesuatu yang berbeda dari rumah makan yang dikunjunginya, dan yang lebih baik. Jika menu yang Anda sajikan biasa-biasa saja dan tidak istimewa, konsumen tidak akan menjadikan rumah makan Anda sebagai rumah makan pavorit, sehingga mungkin mereka hanya mampir sekali, setelah itu tidak lagi.

3. Cheaper
Efisien terhadap semua sumber daya. Jika Anda seorang pengusaha, dan perusahaan Anda menghasilkan atau menjual produk, pasarkanlah dengan harga yang bersaing dengan produk lain, atau jika mungkin dengan harga yang lebih murah. Mengapa ritel seperti Carrefour bisa sukses di Indonesia? Mengapa pusat-pusat grosir selalu diserbu konsumen? Untuk dapat memasarkan produk dengan harga yang bersaing atau lebih murah, Anda memang harus memperhitungkan segala sesuatunya agar tidak rugi. Karenanya, bekali diri Anda dengan pengetahuan yang dibutuhkan agar Anda dapat menjual dengan harga yang mampu mendorong usaha Anda menjadi sukses.

Selamat bersaing di-Knowledge Era seperti sekarang ini, karena Hasil akhir yang berkualitas dimulai dari implementasi yang berkualitas (Quality implementation / QI)

Semoga bermanfaat,

Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting

www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP