Ingin Kaya? Hindari Prilaku Miskin!

Rabu, 28 April 2010

Seorang teman sekantor, Senin (26/4), bercerita tentang prilaku tetangganya yang membuat dia geleng-geleng kepala. Kata dia, pada Minggu (25/4), tetangganya itu memborong banyak sekali barang, sehingga uang sekian juta yang diperoleh suaminya sebagai upah atas pengerjaan proyek yang baru selesai, habis.
“Tetangga saya itu seperti tidak mengenal hari esok,” katanya.

Diakui, dahulu si tetangga bersuamikan seorang lelaki tajir, sehingga setiap hari dia bergelimang harta dan dapat hidup bermewah-mewah. Karena suatu alasan, si tetangga bercerai dengan suami tajirnya itu, dan menikah lagi dengan seorang lelaki yang secara financial pas-pasan dan tidak mapan.
“Saya dan tetangga yang lain sebenarnya pernah menyarankan agar dia melupakan kehidupan lamanya, tapi tidak berhasil. Kasihan suaminya yang sekarang, karena berapapun penghasilan yang dia dapat, pasti dihabiskan dalam sekejap, sehingga tetangga saya itu kerap berutang ke sana-sini, termasuk kepada saya,” imbuh teman saya lagi.
Prilaku miskin, itulah prilaku yang ditunjukkan tetangga teman saya itu, karena prilakunya hanya akan menjerumuskan dia pada kemiskinan yang lebih parah. Jika semua penghasilan dihabiskan sehingga dia harus berutang ke sana ke mari, bagaimana dia bisa menabung? Padahal pepatah mengatakan; “Hemat pangkal kaya”. Jadi jelas, boros pangkal miskin.
Mengapa orang begitu boros dan seperti tidak mengenal hari esok? Prilaku seperti itu muncul karena si pelaku tidak mengenali kemampuan dan sumber dayanya sendiri, sehingga apapun yang dia inginkan, dia penuhi. Padahal keinginan tidak melulu merupakan sesuatu yang mendesak untuk dipenuhi dan dapat ditunda pemenuhannya, karena yang terpenting dan patut didahulukan adalah hal-hal yang terkait dengan kebutuhan dasar hidup kita.
Apa itu kebutuhan dasar?
Menurut Result Consultant Kevin Wu yang juga managing director CoreAction Result Consulting, kebutuhan dasar adalah standar hidup minimal yang penentuannya didasari kesepakatan kita dengan diri kita sendiri. Misalnya, jika penghasilan Anda sekian rupiah, Anda pasti akan bertanya-tanya kepada diri Anda sendiri tentang akan digunakan untuk apa saja uang sebesar itu, dan apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan berupa sandang, pangan, dan papan (misalnya untuk membayar cicilan KPR). Semakin besar penghasilan seseorang, akan semakin tinggi standar hidupnya, karena dengan penghasilan yang besar, biasanya orang lebih memikirkan kualitas untuk hidupnya.
“Karena itu jangan heran jika bagi orang kaya, memiliki kendaraan pribadi dan pelesiran ke luar negeri merupakan suatu kebutuhan. Sementara bagi orang tak punya, memiliki kendaraan pribadi tak lebih dari sebuah keinginan,” tegasnya.
Tips Menjadi Kaya
Bagaimana caranya menghilangkan prilaku miskin dari diri kita dan tumbuh menjadi orang kaya? Gampang. Yang harus dipahami adalah, baik kebutuhan maupun keinginan, keduanya terkait dengan pemasukan dan pengeluaran kita sehari-hari. Orang terjerumus pada kemiskinan karena pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Jadi jika penghasilan Anda pas-pasan, kelola uang Anda agar tidak lebih besar pasak daripada tiang, sehingga Anda tak perlu sampai berutang ke sana-sini, dan masih ada uang untuk menabung. Jika mungkin, carilah penghasilan tambahan, namun pengeluaran tetap fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar. Kalaupun Anda ingin memenuhi keinginan, upayakan agar uang yang keluar tidak terlalu banyak dan masih ada sisa untuk menabung.
Selain tips tersebut, investasikan empat aset dalam diri Anda agar mendapatkan keuntungan baik dalam jangka pendek (baca; saat ini) maupun dalam jangka panjang (hari esok). Keempatnya adalah waktu uang, diri Anda, dan orang-orang di sekitar Anda.
Bagaimana caranya menginvestasikan waktu? Gunakan waktu sebaik-baiknya hanya untuk melakukan hal-hal yang berguna untuk masa kini dan masa depan. Jika selama ini Anda banyak menghabiskan waktu untuk bergunjing, kongkow-kongkow sambil main catur, berjudi atau mabuk-mabukan, hentikan kebiasaan itu. Lakukan sesuatu yang berguna, seperti berorganisasi untuk memperluas network, berkebun agar rumah Anda lebih sehat dan asri, dan sebagainya.
Anda dapat menginvestasikan uang Anda dengan cara berdagang kecil-kecilan, menabung, membeli property, dan sebagainya. Hentikan menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak perlu dan membahayakan kesehatan, seperti membeli minuman keras, merokok, dan sebagainya.
Anda dapat menginvestasikan diri Anda dengan cara memanfaatkan semua potensi yang ada dalam diri Anda. Jika Anda seorang tukang, tingkatkan keahlian Anda sehingga siapapun yang menggunakan jasa Anda, merasa sangat puas, dan Anda direkomendasikan kepada teman-teman dan saudaranya. Kegemaran membaca buku-buku yang memberikan wawasan, juga salah satu bentuk menginvestasikan diri Anda, karena pengetahuan yang Anda dapat akan menjadikan Anda sebagai orang yang kaya ilmu dan bisa jadi keahlian Anda pun akan lebih meningkat dibanding sebelumnya.
Nah, bagaimana cara menginvestasikan orang-orang di sekitar Anda? Yang harus Anda lakukan adalah menjalin hubungan yang bermanfaat agar hubungan itu dapat memberikan kontribusi positif bagi Anda, baik untuk saat ini maupun esok. Menurut Anda, pentingkah jika Anda mengenal pejabat di lingkungan tempat tinggal Anda, atau pengusaha sukses yang namanya harum ke seantero negeri? Jawabannya tentu penting. Tapi ingat, akan lebih penting jika si pejabat atau si pengusaha itu mengenal Anda, dan tahu kelebihan dan kemampuan Anda. Plus citra positif Anda. Siapa tahu jika dia kenal Anda dan tahu siapa Anda, maka ketika dia membutuhkan seseorang untuk membantunya, Anda lah yang dipilihnya. Menyenangkan, bukan?

Read More.. Read more...

Tips Keluar dari Cengkeraman Kemiskinan

Sebuah harian sore nasional yang terbit di Jakarta pada 15 Agustus 2003 menulis begini tentang Hari Dharmawan, pendiri Matahari Departemen Store;
“Saya menyebut Hari Dharmawan sebagai ”The Legend”. Saya kira ia pantas disebut seperti itu karena prestasi bisnisnya selama 40 tahun lebih. Ukuran yang sederhana bisa kita pakai untuk melihat sukses Hari adalah semua orang mengenal Matahari sebagai jaringan ritel raksasa di Indonesia.
Kata matahari bukan saja diasosiasikan sebagai sumber cahaya dan energi, tetapi juga sebuah ritel yang ada di mana-mana. Kini, meski sang legenda sudah 62 tahun, tetapi geloranya dalam menyampaikan gagasannya masih seperti orang muda. Saya kira, semangat bisnisnya juga masih menggelora seperti bicaranya. Saya melihat Hari Dharmawan seperti seorang yang tidak pernah kering energinya. Hal seperti inilah saya kira yang membuatnya sukses, di samping kecerdasan, kerja keras, dan merintis usaha ini dari kecil sekali.”
Siapa yang tak kenal Departement Store Matahari? Ritel untuk kalangan menengah atas ini berada di 86 lokasi yang sebagian besar tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surbaya, Medan, dan Jogjakarta. Ritel ini termasuk yang paling diminati masyakarat karena kualitas barang dan harga jual yang bersaing. Melalui PT. Matahari Putra Prima Tbk, perusahaan yang menaungi Matahari, Hari juga mengelola 45 hypermart dan 90 timezone, arena bermain untuk anak-anak. Bahkan pada 2003, Hari mendirikan ritel yang sangat unik, Value Dollar, sebuah ritel yang semua barangnya dijual dengan harga Rp5.000.
Kerja keras dalam merintis usaha, energi yang melimpah, semangat yang tak pernah padam, dan kecerdasan merupakan aset pribadi yang maha penting untuk mencapai sukses. Tak ada keberhasilan yang dapat diraih tanpa kerja keras dan semangat pantang menyerah. Apalagi jika usaha dirintis dari nol. Jangan pernah berharap dengan usaha dan kemauan yang sedikit, akan dihasilkan sesuatu yang besar yang mendorong Anda untuk sukses. Jika seorang petani tidak bekerja keras untuk merawat padi yang ditanamnya, dia mungkin akan gigit jari karena sebelum masa panen tiba, padi telah rusak diserang hama.
Quality Implementation (QI) Person yang merupakan bagian dari prinsip besar QI Leadership, mengajarkan, untuk sukses, kita harus menginvestasikan aset kita, baik yang berbentuk uang, waktu, diri kita sendiri, dan orang-orang di sekitar kita. Mengapa waktu, diri kita, dan orang-orang di sekitar kita perlu diinvestasikan juga?
Jika kita menginvestasikan waktu kita, maka kita akan berfikir bagaimana caranya menggunakan waktu dengan sebaik mungkin, sehingga tak semenit pun terbuang sia-sia dan tidak mendatangkan manfaat bagi hidup kita, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Ingat, tujuan orang berinvestasi adalah mendatangkan keuntungan dari apa yang ditanamkan. Maka jadikan waktu Anda sebagai aset yang dapat mendatangkan keuntungan bagi Anda, yakni sukses. Hari Dharmawan telah memberitahukan caranya, yakni dengan bekerja keras, sehingga sehingga Matahari menjadi salah satu ritel terbesar di Tanah Air.
Bagaimana caranya menginvestasikan diri sendiri?
Tuhan menganugerahi kita dengan akal, kecerdasan, kekuatan, pengetahuan, dan sebagainya. Gunakan potensi-potensi ini untuk membuat Anda sukses. Caranya, tentu saja, manfaatkan potensi tersebut untuk hal-hal yang dapat mendorong Anda mencapai sukses itu, dan tinggalkan prilaku atau kebiasaan yang justru akan menjerumuskan Anda pada jurang kegagalan. Jika kita merujuk pada biografi Hari, sang Legenda itu menggunakan kecerdasannya untuk menciptakan ide-ide brilian yang membuat perusahaannya berkembang dan terus berkembang. Anda pun bisa seperti itu.
Menginvestasikan orang-orang di sekitar Anda? Oho, jangan bingung, karena siapapun yang berada di sekitar Anda merupakan aset yang dapat mendorong Anda untuk sukses. Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang sukses, Anda akan termotivasi untuk seperti mereka. Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang gagal, urakan, dan berengsek …? Hmm …. Maka penting bagi Anda untuk menginvestasikan kehidupan sosial Anda pada lingkungan yang tidak mendorong Anda pada kehidupan yang akhirnya hanya akan merugikan diri Anda. Namun demikian ingat petatah petitih ini; “Penting bagi Anda untuk mengenal orang yang telah sukses. Namun lebih penting lagi jika orang itu mengenal Anda dan tahu bahwa Anda memiliki kredit point yang bagus”. Mengapa? Jika Anda mengenal orang yang sukses dan orang itu tahu Anda termasuk tipe orang yang plus plus, maka bukan mustahil dia akan mempekerjakan Anda ketika dia membutuhkan karyawan.
Ingat, hasil akhir yang berkualitas dimulai dari mengimplementasikan yang berkualitas (Quality implementation / QI).

Semoga bermanfaat,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Berubah atau Punah di Knowledge Era

Selasa, 27 April 2010

Seorang teman mengeluhkan perbedaan antara situasi dan kondisi (sikon) saat ini dengan masa 5-10 tahun lalu. Kata dia, dulu uang Rp50.000 dapat dibelikan berbagai barang kebutuhan dalam jumlah yang lumayan banyak.
“Tapi sekarang, uang Rp50.000 seperti tidak berarti apa-apa, karena dengan uang segitu terlalu sedikit barang yang bisa dibeli, dan cepat habis,” tuturnya.

Waktu memang cepat sekali berlalu, sehingga saya pun sering merasa seperti terbangun dari mimpi, dan berkata dalam hati; “Wah, kok tahu-tahu sudah jam segini, ya?”, “Kok tahu-tahu sudah bulan ini, ya?” . Dan seiring dengan berlalunya waktu, sikon di sekitar kita pun berubah sesuai perkembangan pola fikir, kebutuhan, gaya hidup dan teknologi. Coba perhatikan lingkungan tempat tinggal Anda. Samakah dengan 5-10 tahun lalu, atau ketika Anda masih kecil dulu? Apa sajakah perubahanannya?
Tuhan menciptakan manusia dengan nafsu dan akal, sehingga dengan kedua hal itu, manusia tumbuh dan berkembang tak hanya dalam segi kuantiti, tapi juga kualiti. Akibat dari hal ini adalah munculnya persaingan yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu, dan kehidupan yang cenderung rumit dan sarat tantangan.
Pada era 1960-1970-an, ketika jumlah penduduk Jakarta masih sangat sedikit, kita hanya menemukan pasar tradisional sebagai pusat transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari, hanya ada SPBU milik PT. Pertamina Tbk sebagai SPBU yang menjual BBM, sepeda masih menjadi sarana transportasi utama sebagian besar masyarakat, dan Jakarta bebas macet. Tapi sekarang, kemacetan merupakan salah satu masalah yang diprioritaskan Pemprov DKI Jakarta untuk diselesaikan, karena masalah ini tak hanya mengganggu kelancaran perputaran roda perekonomian, tapi juga membuat warganya stress. Kemacetan terjadi tak hanya akibat jumlah kendaraan bermotor yang telah mencapai 5,7 juta unit dan jumlah penduduk yang telah mencapai 8,52 juta pada 2009, tapi juga karena pusat transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari tak hanya terjadi di pasar-pasar tradisional, melainkan juga di pasar-pasar modern seperti minimarket, supermarket, dan hypermarket yang pertumbuhannya sangat pesat sejak tahun 2000.
Charles Darwin, ilmuwan yang tersohor dengan teori evolusinya, pernah mengatakan; “It is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change" Bukan makhluk besar dan kuat atau cerdas yang dapat bertahan hidup, akan tetapi yang paling tanggap terhadap perubahanlah”
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam dunia yang begitu cepat berubah dan begitu kompetitif, orang harus punya strategi. Rumus di bawah ini dapat membantu Anda.
1. Faster
Bergeraklah dengan cepat, secepat yang kamu bisa. Jangan stay di suatu tempat meski di situ kamu merasa nyaman. Ingat, perubahan dunia lebih cepat dibanding langkah Anda. Jika Anda baru melangkah satu atau dua langkah, perubahan dunia telah sepuluh langkah di depan Anda, sehingga jika Anda tidak bergerak cepat, Anda akan semakin jauh tertinggal di belakangnya.

2. Better
Saat Anda bergerak cepat, pertahankan kualitas dengan tetap melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain maupun dari yang Anda lakukan di hari kemarin. Contoh simple untuk memahami better adalah, jika Anda membuka usaha di bidang rumah makan, menu apa yang akan Anda sajikan? Yang lebih baik dari rumah makan yang lain, sama saja, atau justru malah tidak lebih baik? Konsumen selalu menginginkan sesuatu yang berbeda dari rumah makan yang dikunjunginya, dan yang lebih baik. Jika menu yang Anda sajikan biasa-biasa saja dan tidak istimewa, konsumen tidak akan menjadikan rumah makan Anda sebagai rumah makan pavorit, sehingga mungkin mereka hanya mampir sekali, setelah itu tidak lagi.

3. Cheaper
Efisien terhadap semua sumber daya. Jika Anda seorang pengusaha, dan perusahaan Anda menghasilkan atau menjual produk, pasarkanlah dengan harga yang bersaing dengan produk lain, atau jika mungkin dengan harga yang lebih murah. Mengapa ritel seperti Carrefour bisa sukses di Indonesia? Mengapa pusat-pusat grosir selalu diserbu konsumen? Untuk dapat memasarkan produk dengan harga yang bersaing atau lebih murah, Anda memang harus memperhitungkan segala sesuatunya agar tidak rugi. Karenanya, bekali diri Anda dengan pengetahuan yang dibutuhkan agar Anda dapat menjual dengan harga yang mampu mendorong usaha Anda menjadi sukses.

Selamat bersaing di-Knowledge Era seperti sekarang ini, karena Hasil akhir yang berkualitas dimulai dari implementasi yang berkualitas (Quality implementation / QI)

Semoga bermanfaat,

Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting

www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Be The Best You Can Be

“Mizone bikin kamu 100%!”
Pernah dengar slogan iklan minuman isotonic itu melalui televisi atau radio? Mengapa Danone Aqua sebagai produsen Mizone menggunakan slogan seperti itu?
“Be 100%” merupakan salah satu kunci untuk sukses, karena dengan 100% orang dapat melakukan sesuatu dengan baik, bahkan sangat baik, karena dengan 100% orang bisa maksimal. Tak heran Danone menggunakan slogan itu, karena Danone pasti ingin Mizone sukses di pasaran.

Dalam iklan minuman yang laris manis di pasaran tersebut, seorang pria muda yang menjadi model digambarkan sebagai orang yang loyo dan tak bergairah, sehingga dia tertimpa sejumlah ban mobil yang jatuh dari atasnya, dan tertinggal oleh tukang ojek yang akan ditumpanginya. Adegan dalam iklan ini mengandung makna, jika Anda loyo dan tidak bergairah seperti itu, banyak hal merugikan terjadi dalam hidup Anda. Karenanya, Anda harus berupanya menjadi 100% agar Anda menjadi manusia yang penuh semangat dan vitalitas.
Dalam dunia usaha, setiap pekerja, apakah yang berada pada posisi sebagai pengambil kebijakan seperti direktur utama dan jajaran direksinya, atau pelaksana kebijakan seperti manajer, dituntut untuk 100% dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, karena mereka mengemban visi dan misi perusahaan. Jika mereka bekerja setengah-setengah, laju pertumbuhan perusahaan akan lambat, bahkan mungkin stagnan, karena mereka akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang tidak ada kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban, seperti chatting melalui Facebook, bermain game on line, mengobrol, tidur, dan lain-lain. Karena tidak melaksanakan tugas dan tangung jawab dengan 100%, maka tentu saja banyak pekerjaan menjadi terbengkalai atau tertunda-tunda penyelesaiannya, sehingga waktu pencapaian goal dapat molor dari jadwal.
Jika Anda mampu bekerja 100%, Anda akan tumbuh menjadi pekerja berkualitas dan menonjol di lingkungan tempat kerja Anda, karena untuk dapat bekerja 100%, secara naluriah Anda akan terdorong untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin (manajemen waktu), dan memanajemini diri Anda sebaik mungkin. Karena kedua hal ini, Anda akan selalu berusaha datang tepat waktu ke kantor, tak suka menggunakan jam kerja untuk hal-hal yang tidak terkait dengan tugas dan tanggung jawab, dan selalu berusaha menyelesaikan semua pekerjaan yang dibebankan sebelum atau tepat pada waktu yang dijadwalkan.
Bagi sebagian orang lembur bukanlah prestasi yang perlu dibanggakan. Orang yang dapat bekerja 100% bahkan tidak membutuhkan waktu lembur, karena semua pekerjaan telah diselesaikan pada rentang jam kerja. Lembur sebenarnya merugikan pekerja, karena lembur membuat waktu istirahat dan waktu bersama keluarga ‘terampas’. Bagi perusahaan pun lembur merugikan, karena harus mengeluarkan dana ekstra untuk membayar waktu lembur pegawai.
Menjadi 100% tentu perlu perjuangan dan komitmen tinggi, karena untuk menjadi seperti ini dibutuhkan kemauan yang kuat, dedikasi yang tinggi, dan loyalitas terhadap perusahaan. Namun sebanding dengan hasil yang akan Anda peroleh. Mau?
Hasil akhir yang berkwalitas dimulai dari Implementasi yang berkwalitas (Quality Implementation / QI)

Salam,
Kevin Wu
QI Consultant
Managing Director CoreAction Training & Consulting

www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...
Related Posts with Thumbnails

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP