Kevin Wu Beri Pelatihan QI Person Kepada Karyawan BPPT

Kamis, 11 November 2010

Sebanyak 30 orang karyawan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan 60 karyawan dari sejumlah instansi yang menerima beasiswa S2 dan S3 dari lembaga tersebut, seperti karyawan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) mengikuti training Quality Implementation (QI) Person yang diselenggarakan di auditorium Gedung 2 Lantai 3 Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (10/11/2010).

Saat membuka pelatihan ini, Sesmenristek Mulyanto mengatakan, dia ingin dengan diselenggarakannya pelatihan ini, karyawan BPPT maupun karyawan dari istansi lain yang mendapat beasiswa S2 dan S3 dari BPPT, tumbuh menjadi pribadi-pribadi unggul yang berkualitas.
"Dengan menjadi pribadi-pribadi seperti itu, saya berharap kalian semua dapat memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara, sesuai bidang pekerjaan yang kalian tekuni. Uang atau materi bukan segalanya. Anda bisa saja membeli apapun yang Anda inginkan dengan uang, tapi Anda tidak bisa membeli kebahagiaan. Anda juga bisa membeli seks dengan uang, tapi tidak bisa membeli cinta," katanya.
Apa yang diinginkan Mulyanto ini sejalan dengan hasil yang dapat dicapai dengan mengikuti training QI Person, karena metode ini dapat mendorong seseorang untuk menjadi pribadi-pribadi unggul dan berkualitas yang dapat sukses di segala bidang, baik rumah tangga, karir, pergaulan sosial, dan sebagainya. Selama lebih dari tujuh jam, mulai pukul 09.15 hingga 16.45 WIB, Managing Director CoreAction Result Consulting yang juga salah seorang trainer muda Indonesia, Kevin Wu, menjelaskan, bahwa QI Person mengajarkan, untuk menjadi pribadi berkualitas yang pasti sukses dalam hidupnya, minimal ada empat langkah yang harus dilakukan, yakni dress up, step up, back up, dan grow up.
"Dengan keempat langkah ini, setiap pribadi dapat melakukan sesuatu secara efektif, efisien, namun dengan hasil yang maksimal. Selain itu, keempat langkah ini juga akan membuat seseorang menjadi pribadi yang toleran, humble, berfikiran positif, cermat, mampu mengeluarkan semua potensi dalam dirinya, dan selalu berupaya memberikan hanya yang terbaik bagi dirinya, keluarganya, perusahaan atau instansi tempatnya bekerja, dan lingkungan sekitarnya," kata Kevin.
Usai pelatihan, dari feed back yang diberikan peserta diketahui, kalau rata-rata peserta puas pada apa yang diajarkan dalam metode QI Person, karena setelah mengikuti pelatihan, banyak hal yang baru mereka mengerti dan ketahui, yang sebelumnya bahkan sama sekali tak terfikirkan. Rata-rata peserta memberikan poin 8 dan 9 untuk materi yang diajarkan CoreAction Result Consulting melalui trainer utamanya, Kevin Wu.
QI Person telah diajarkan pada banyak instansi, di antaranya kepada para agen Pudential yang trainingnya diselenggarakan pada 28 Agustus 2010, Bank Bukopin pada 7 Agustus 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi pada 3 Agustus 2010, dan Radio Dakta FM pada 3 Juli 2010.

Read More.. Read more...

Trik Sukses Merintis Karir

Jumat, 27 Agustus 2010

Anda penggemar mendiang Micheal Jackson atau grup band lawas Koes Plus? Mengapa ada yang menyukai mereka, bahkan begitu mengidolakannya, sehingga tanda tangannya pun sangat diinginkan?
Micheal Jackson, Koes Plus dan sederet artis beken lainnya dipuja karena ada sesuatu dalam diri mereka yang membuatnya disukai dan digilai banyak orang. Sesuatu itu adalah bakat yang dipadu dengan skill yang mumpuni,

sehingga setiap lagu yang mereka ciptakan, mereka nyanyikan, dan penampilan mereka di panggung, mampu membuat orang mengalami histeria. Tak ada yang memungkiri, mereka memang hebat.
Sebelum terkenal, Jacko, panggilan akrab Micheal Jackson, bukan apa-apa. Dia hanyalah orang biasa yang sejak kanak-kanak didorong orangtuanya untuk sukses berkarir di musik. Personel Koes Ploes pun begitu. Yon, Yok, Tony, dan Muri harus jatuh bangun sebelum akhirnya menjadi besar melalui sebuah grup band. Dan mereka tak terlupakan hingga kini, meski dari waktu ke waktu hadir musikus-musikus dan biduan-biduan baru dalam blantika musik Indonesia. Dalam acara lagu-lagu nostalgia di televisi dan radio, lagu Koes Plus termasuk lagu pavorit yang diperdengarkan.
Sosok-sosok selebritis ini memberi clue bagi kita bagaimana caranya jika kita ingin sukses di bidang yang kita geluti, yakni jadikan diri kita mampu melakukan dan memberikan yang terbaik bagi orang lain, dan efeknya adalah kesuksesan bagi kita dalam berkarir. Mimpi jika kita hanya melakukan yang biasa-biasa saja, atau bahkan jauh dari baik, orang akan melihat kita, memuja kita, dan mendukung kita, Jika Anda kerap mengecewakan orang, Anda pasti akan ditinggalkan. Lalu, apa artinya hidup Anda jika tiada siapapun di dekat dan di sekitar Anda? Dapatkah Anda hidup tanpa orang lain? Dapatkah Anda sukses? Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang membutuhkan orang lain untuk dapat mendukung kehidupannya. Termasuk mendukungnya untuk mencapai sukses di bidang apapun. Jangan abaikan ini.
Bagaimana caranya untuk dapat melakukan yang terbaik? Dress Up! Isi diri Anda dengan hal-hal yang diperlukan, sehingga Anda menjadi bak taman yang indah dan menawan, taman dimana di dalamnya terdapat bunga berwarna-warni yang mekar, indah, dan harum, sehingga kumbang dan kupu-kupu pun berdatangan untuk meramaikan dan menggairahkan hidup Anda. Langkah tepat untuk men-dress up diri Anda adalah dengan meningkatkan context dan content diri Anda, sehingga value Anda meningkat dan Anda tumbuh menjadi pribadi yang mengesankan, pribadi yang selalu menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar Anda karena kelebihan-kelebihan yang Anda miliki.
Apa sajakah Context dan content dalam diri Anda yang harus ditingkatkan?
Context adalah apa yang terlihat dan didengar langsung dari diri Anda, seperti your appearance (penampilan Anda), your word (cara Anda bertutur kata), dan your action (tindakan Anda). Ketiga hal ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, sehingga jika satu saja dari kedua hal tersebut Anda abaikan, maka pengembangan context Anda takkan maksimal. Maka tingkatkan ketiganya.
Berikut tips meningkatkan your appearance, your word, dan your action.

1. Your Appearance

Penampilan Anda merupakan cerminan diri Anda, sehingga dari apa yang tampak pada kulit luar Anda, orang akan dapat menduga, atau bahkan menebak dengan jitu, apa, siapa, dan bagaimanakah Anda. Jangan pernah lupakan kalau orang-orang di sekitar Anda mungkin melihat dan memperhatikan Anda setiap hari, akan tetapi jangan pernah berfikir mereka tahu apa yang Anda fikirkan dan yang berkecamuk di hati Anda, karena terlalu sedikit orang yang memiliki kemampuan dapat membaca fikiran dan hati orang lain. Maka berpenampilan lah dengan baik dan sesuai kepribadian Anda. Jangan berlebihan dan jangan pula mengada-ada. Anda tentu takkan nyaman jika orang berfikir keliru tentang diri Anda.

2. Your Word

“Mulutmu adalah macanmu”. Ingat selalu kata-kata bijak ini, karena apa yang keluar dari mulut Anda dapat mendatangkan berkah, namun juga bencana. Sesuaikan cara bicara Anda dengan level Anda saat ini, dan pilih dengan tepat setiap kata maupun kosa kata yang Anda gunakan. Orang dengan kepribadian yang baik dan professional adalah orang-orang dengan kata-kata besar yang membangun harapan, kedamaian, dan kebersamaan. Bukan orang dengan kata-kata yang mengundang silang sengketa dan permusuhan.

3. Your Action

“Time is money, so do it now!” Ini kalimat yang dipegang teguh oleh mereka yang telah sukses dalam berkarir. Jika Anda memiliki rencana atau tugas yang harus dikerjakan, tapi Anda selalu menunda-nunda eksekusinya, waktu yang Anda butuhkan untuk mencapai sukses akan lebih lama dari yang Anda targetkan. Bahkan mungkin saja bukan keberhasilan yang Anda dapat, melainkan kegagalan. Mengapa? Karena kita hidup dalam dunia yang begitu dinamis dan kompetitif, dunia dimana semua orang di dalamnya juga seperti Anda; memiliki keinginan. Jika mereka dapat bergerak dengan cepat dan Anda tidak, maka Anda akan tertinggal. Semakin jauh mereka meninggalkan Anda, akan semakin sulit Anda mengejar. Bahkan tidak tertutup kemungkinan, sebelum Anda sanggup mengejar, Anda sudah kehabisan energy akibat usia yang sudah menua, sehingga Anda terpuruk menjadi orang yang gagal. Jadi singkirkan sifat suka menunda-nunda pekerjaan, dan jangan malas!

Content adalah value dalam diri Anda yang berperan sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Namun demikian, content dan context tak dapat dipisahkan karena keduanya saling menunjang. Ada tiga hal yang harus Anda tingkatkan jika ingin content Anda meningkat, yakni knowledge (ilmu pengetahuan), skill (kemampuan), dan attitude (sikap atau perilaku).

1. Meningkatkan Knowledge

Banyak cara untuk meningkatkan ilmu pengetahuan Anda. Jika Anda tidak memiliki uang atau waktu untuk kuliah,rajin mengikuti setiap perkembangan yang terjadi di dunia ini melalui siaran radio, televisi, dan surat kabar atau majalah, adalah salah satu caranya, karena dengan begitu bukan hanya ilmu pengetahuan Anda yang bertambah, tapi juga wawasan Anda. Namun demikian, dari semua informasi yang Anda serap, perbanyak informasi yang terkait langsung dengan bidang yang Anda geluti, bidang dimana Anda ingin sukses. Dengan pengetahuan dan wawasan yang mumpuni, jalan Anda untuk menggapai sukses di bidang itu relatif akan lebih mudah karena pengetahuan dan wawasan yang Anda miliki dapat menjadi modal untuk membangun net work, mengatasi kendala, membaca kondisi terkini, membangun strategi baru, dan sebagainya. Jangan melangkah tanpa pengetahuan sama sekali karena hal itu akan menempatkan Anda pada situasi dimana layaknya orang buta yang berjalan tanpa dapat melihat medan yang tengah dia tempuh.

2. Meningkatkan Skill

Apa pekerjaan Anda saat ini? Dan pekerjaan itu membuat Anda melakukan apa saja? Asah terus apa yang Anda lakukan tersebut hingga Anda mahir. Jika Anda seorang sales, pertajam keahlian Anda dalam menjual. Orang menjadi ahli di bidang tertentu karena dia terus dan terus melakukannya, dan sambil melaksanakan hal itu, dia juga meningkatkan kualitas dari apa yang dilakukannya. Mimpi jika Anda melakukan pekerjaan Anda dengan begitu-begitu saja, tanpa peningkatan kualitas, Anda akan mahir dalam bidang pekerjaan Anda. Micheal Jackson melejit menjadi King of Pop dunia karena keahliannya menyanyi dan menari terus menerus meningkat seiring dengan pertumbuhan usianya. Tonton saja videonya saat Jacko masih kanak-kanak dan remaja, dan bandingkan dengan setelah Jacko dewasa. Perubahan drastis akan sangat Anda rasakan.

3. Meningkatkan Attitude

Attitude atau perilaku/sikap kita terkait erat dengan karakter kita. Karenanya jika kita ingin meningkatkan attitude, kita harus mau mengubah karakter buruk kita menjadi baik. Orang yang sukses biasanya memiliki sifat humble (rendah hati), pekerja keras, tekun, mau belajar, dan pantang menyerah. Jika Anda belum memiliki karakter-karakter seperti ini, suntikkan ke dalam diri Anda dan biarkan melekat pada pribadi Anda. Orang yang keras kepala, sombong, tidak jujur, dan malas, biasanya orang-orang yang berada dalam deretan orang yang hidupnya tidak sukses. Ingat saja, hal-hal yang baik akan mendatangkan hal yang baik pula. Begitupun sebaliknya.

Oke, guys! Semoga bermanfaat. Hasil akhir yang berkualitas, dimulai dengan implementasi yang berkualitas (Quality implementation/QI).

Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
info@thecoreaction.com
www.thecoreaction.com

(artikel ini telah tayang di Kompasiana.com. Silahkan klik di sini).

Read More.. Read more...

Karyawan Bank Bukopin Ikuti Pelatihan QI Person

Senin, 09 Agustus 2010

Sebanyak 51 karyawan Bank Bukopin, Sabtu (7/8), mengikuti pelatihan Quality Implementation (QI) Person di gedung Bank Bukopin Jl. S. Parman, Jakarta Barat. Pelatihan diselenggarakan guna meningkatkan semangat dan motivasi kerja para karyawan tersebut.

Regional Sales Head Bank Bukopin, Reinhart I. Tampubolon, menjelaskan, dengan dilakukannya pelatihan ini, pihaknya berharap para karyawan dapat mencapai target yang ditetapkan.
“Kami sangat ingin mereka dapat melakukan yang terbaik, tak hanya untuk perusahaan sebenarnya, tapi juga untuk dirinya sendiri juga,” kata dia.
Ke-51 karyawan tersebut selain berasal dari intern Bank Bukopin, juga berasal dari lima agency yang menjadi mitra bank berperingkat kedelapan dalam jajaran bank berskala nasional di Indonesia ini. Kelima agency tersebut adalah PT. FIRA, PT. DIMAS, PT. CDR, PT. SSM, dan PT. TORA. Usai latihan, salah seorang peserta mengaku sangat senang dapat mengikuti pelatihan, karena sangat bermanfaat baginya.
“Saya merasakan, pelatihan ini membuat saya menjadi lebih termotivasi dalam bekerja,” katanya.
Materi QI Person disampaikan oleh trainer yang juga managing director CoreAction Result Consulting, Kevin Wu. Padatnya materi yang membuat penyelenggaraan pelatihan yang semula dijadwalkan mulai pukul 09.00 hingga 17.00, molor menjadi hingga pukul 16.30. Namun demikian, game-game yang diselipkan Kevin di antara materi yang disampaikan, juga guyonan-guyonan, membuat peserta betah mengikuti sesi pengembangan diri ini hingga tuntas. Bahkan pada lembar kuesioner yang diberikan Kevin sebelum pelatihan berakhir, beberapa di antara mereka menuliskan saran agar lain kali durasi pelatihan diperpanjang.
“Kalau perlu ditambah menjadi dua hari,” tulis salah seorang peserta di kuesionernya.
QI Person mengajarkan peserta pelatihan untuk mengimplementasikan lima hal jika ingin mencapai target yang diberikan perusahaan. Yakni wake up, dress up, step up, back up, dan grow up. Kelima kunci ini bahkan dapat membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas, pribadi-pribadi yang tak hanya dapat sukses dalam berkarir, tapi juga dalam berumah tangga, dalam pergaulan, dan sebagainya, karena kelimanya akan membentuk peserta menjadi pribadi yang bertindak sesuai logika, bukan pengkhayal atau pemimpi; pribadi yang selalu melakukan eksekusi atas rencana maupun kebijakan yang dibuat hingga tuntas; pribadi yang selalu meningkatkan value-nya sehingga memiliki skill dan pengetahuan yang memadai; pribadi yang dapat memanajemeni waktu, uang, dan orang-orang di sekitarnya dengan baik; dan pribadi yang tidak cepat puas atas apa yang telah dicapai sehingga terus tumbuh dan tumbuh menjadi pribadi yang semakin baik.
Sebelumnya, karyawan Dakta FM dan pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi telah mengikuti pelatihan ini. Untuk mengetahui lebih detil, klik di sini, dan klik di sini.

Read More.. Read more...

Cara Efektif Mencapai Tujuan

Senin, 12 Juli 2010

Pernahkah Anda mendengar keluhan seperti ini; “Dasar nasib! Kerja sekeras apapun, keadaan tetap saja begini! Sama sekali tidak ada peningkatan. Tetap miskin!” Atau; “Tak masuk akal! Kita lebih lama kerja di sini, tapi malah dia yang diangkat! Padahal kinerja kita sama dengan dia!”
Mengapa orang menyesali keadaan? Mengapa harus iri pada keberuntungan atau nasib baik orang lain? Untuk bisa mencapai sesuatu, kita harus tahu caranya, tidak menggelinding begitu saja seperti bola yang disepak, atau sebatang kayu yang mengapung di aliran sungai.

Jika kita tidak juga mencapai hasil yang diharapkan, mungkin ada yang salah dari apa yang kita lakukan. Jika orang naik jabatan atau mendapat kenaikan gaji, mungkin ada sesuatu dalam diri orang itu yang membuatnya berhak mendapatkan penghargaan itu, namun tidak ada dalam diri kita. Kita harus introspeksi diri.
Orang dapat mencapai yang terbaik, karena dia melakukan yang terbaik. Bahkan lebih, karena jarang sekali bila kita menginginkan A, kita bisa mendapatkan A. Kadang yang kita inginkan A, yang kita dapat minus A. Itu sebabnya, jika kita menginginkan sesuatu, kita harus melakukan lebih dari apa yang kita inginkan. Mimpi jika Anda menginginkan A, tapi yang Anda lakukan hanya sekedarA atau bahkan minus A. Harus A plus.
Contoh kongkritnya adalah, jika Anda ingin kaya, lakukanlah sesuatu yang lebih dari apa yang Anda lakukan selama ini. Jika profesi Anda sales, buat target yang melebihi target yang diberikan perusahaan. Jika perusahaan menargetkan Anda harus menjual sebanyak 100 keping produk/bulan, buat target dalam diri Anda untuk dapat menjual sebanyak 120, 150 atau 200 keping/bulan. Dengan pencapaian lebih, Anda akan mendapat bonus. Semakin besar kelebihan penjualan Anda, semakin besar pula bonus Anda. Lalu tabung uang Anda, dan hindari pembelian barang yang tidak perlu. Percayalah, dalam waktu tak lama Anda akan kaya.
Jika Anda ingin naik jabatan, jangan hanya mengerjakan tugas sesuai yang dibebankan kepada Anda. Kerjakanlah lebih dari itu. Jika Anda mengerjakan tugas sesuai beban yang diberikan, kinerja Anda masuk kategori standar, dan itu bukan prestasi. Pimpinan pun akan menilai Anda biasa-biasa saja, dan tak layak dipromosikan. Jika tugas Anda adalah melayani konsumen, layani dengan lebih dari sekedar memberikan pelayanan yang baik. Buat konsumen senang dan puas dengan pelayanan yang cepat, tepat, ramah, efisien, dan efektif. Buat masalahnya selesai di tangan Anda. Jika konsumen menilai Anda lambat, tidak ramah, dan tidak sopan, percayalah, komplain mereka akan sampai ke pimpinan Anda, dan itu bencana bagi Anda.
Berikut tips agar Anda dapat mencapai hasil maksimal dari apa yang Anda inginkan;
1. Wake up!
Bangunlah, jangan terus bermimpi akan mendapatkan apa yang Anda inginkan dengan cara Anda yang sekarang. Segera lakukan reparadigm (merubah paradigma) dan lakukan 3M, yakni Melihat peluang dan kesempatan yang terbentang di depan mata, Melakukan tindakan nyata, dan Menyelesaikannya hingga tuntas.
2. Dress up!
Sadari, tak semua orang tahu siapa dan bagaimana Anda dari ‘kulit luar’ Anda. Jika Anda pernah berfikir; “Ah, dia tahu kok siapa saya, hanya saja dia tak peduli”, jangan pernah lagi berfikir begitu. Itu bullshit! Agar orang tahu persis siapa dan bagaimana Anda, tunjukkan kepada mereka. Tapi tentu saja, sebelum Anda menunjukkan diri, tingkatkan dahulu value Anda sehingga siapapun yang tahu tentang Anda, merasa tertarik dan akhirnya memberikan kontribusi positif, seperti memberi dukungan agar karir Anda naik, memberikan promosi jabatan, dan sebagainya. Jangan maju jika Anda tak tahu dan tak bisa apa-apa, karena sifat sok tahu justru akan menjerumuskan Anda pada masalah yang akan merugikan diri Anda sendiri.
3. Step Up!
Melangkahlah dengan gesit, jangan lamban dan seadanya. Caranya, tingkatkan aturan dalam diri Anda sehingga Anda memiliki standar tinggi dalam melakukan sesuatu. Jika biasanya standar Anda A, tingkatkan menjadi B. Jangan pernah puas dengan hasil yang biasa-biasa saja, tapi capailah hasil yang luar biasa. Ambil tanggung jawab lebih dari apa yang seharusnya Anda lakukan, karena tindakan seperti ini akan membuat Anda lebih dikenal dan lebih berpengaruh di lingkungan sekitar Anda. Caranya, jika selama ini Anda cenderung mengabaikan hal-hal di luar tanggung jawab Anda, mulai sekarang cobalah care. Bantu orang lain menyelesaikan pekerjaannya jika dia meminta bantuan, lakukan hal-hal lain yang bermanfaat tak hanya bagi diri Anda, tapi juga sekitar Anda, dan sebagainya.
4. Back up!
Investasikan semua aset yang Anda miliki demi mendukung tercapainya apa yang Anda inginkan. Aset tersebut adalah waktu, uang/harta, dan orang-orang di sekitar Anda. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mengejar keinginan Anda, dan jangan biarkan waktu terbuang percuma. Investasikan uang/harta Anda agar dalam jangka pendek maupun panjang, dapat menguntungkan Anda. Caranya, tabung uang Anda atau investasikan di bidang bisnis yang menguntungkan. Dengan demikian, uang/harta Anda akan bertambah. Terakhir, perlakukan orang-orang di sekitar Anda, baik keluarga, teman, relasi, dan sebagainya, dengan baik agar mereka mendukung Anda dalam mencapai apa yang diinginkan. Ingat, tak ada orang yang bisa bekerja sendiri. Bahkan pepatah mengatakan, dua kepala lebih baik dibanding satu kepala.
5. Grow up!
Bertumbuhlah Anda selalu, dan jangan pernah puas pada apa yang telah Anda capai. Orang bijak mengatakan, jika Anda puas pada apa yang telah Anda capai, maka dari situlah awal bencana bagi Anda. Mengapa? Orang yang telah puas biasanya akan berhenti berupaya, sehingga dia menjadi stagnan. Jika ini terjadi, sementara orang lain terus bertumbuh, Anda akan tetap pada posisi yang telah dicapai, sehingga akhirnya Anda tertinggal oleh mereka dan posisi Anda yang semula di atas, terbalik menjadi di bawah. Tidakkah itu menyakitkan?
Semoga bermanfaat, karena hasil akhir yang baik dimulai dari implementasi yang baik atas apa yang kita lakukan (quality implementation/QI).

Read More.. Read more...

Ingin Sukses? Perbaiki Mindset Anda

Selasa, 08 Juni 2010

Apakah Anda mengenal produk pakaian pria bermerek Andre Laurent? Produk ini bersaing ketat dengan produk sejenis ternama seperti Cardinal, Lawell, dan Executif, dan sangat laku di pasaran. Jika Anda mengunjungi konter penjualan pakaian pria di toko-toko pakaian, mal, dan plaza, Anda dengan mudah menemukan produk ini. Dan jangan salah, meski nama merek ini berbau nama asing, sesungguhnya produk ini buatan lokal.

Andre Laurent diproduksi oleh PT. Bumi Pusaka Adhi Perkasa (BPAP), perusahaan yang hadir di Indonesia setelah pemiliknya, Johanes Daloma, pada 1985 di-PHK PT. Dua Perintis, produsen pakaian bermerek Eksekutif 99 yang kolaps akibat krisis keuangan. Kepada majalah SWA, Johanes mengaku, setelah di PHK oleh tempatnya bekerja itu dia sempat bingung mau apa dan bagaimana, karena dia sadari betul tak mudah mendapatkan pekerjaan baru. Akhirnya, setelah berfikir keras, dia memutuskan untuk membuat perusahaan garmen sendiri, dan mengajak kawan-kawan yang juga pernah pernah bekerja di PT. Dua Perintis, untuk bergabung.
Begitu berdiri pada 1985, BPAP mempekerjakan 30 karyawan yang ditempatkan di bagian staf hingga tukang jahit. Modal usaha sebagian didapat Johanes dari keluarga dalam bentuk pinjaman, dan sebagian lagi dari suplayer. Modal yang dimiliki Johanes hanya mesin Butterfly Singer yang pakai motor tempel.
Pada awal berdiri, BPAP menjual produk bermerek Lu Cent, produk yang ditujukan untuk pangsa pasar menengah bawah, sedang Andre Laurent yang ditujukan untuk pangsa pasar menengah atas, baru diluncurkan pada 1988. Saat ini, selain Lu Cent dan Andre Laurent yang menjadi produk andalan, sekaligus yang membuat BPAP sukses di industri garmen, BPAP juga memasarkan produk bermerek Stefanel yang ditujukan sebagai uniform atau seragam kantor, dan merek Junior untuk pangsa pasar anak-anak.
Johanes hanya satu dari sekian banyak orang yang sukses setelah dilanda ‘krisis’. Kebanyakan orang akan kecil hati, sedih, dan murung setelah di PHK. Bahkan tak sedikit yang putus asa. Apalagi jika meski pekerjaan baru telah dicari, pekerjaan itu tak kunjung didapatkan juga.
Orang yang hidupnya berhasil adalah orang-orang yang dapat segera bangkit ketika jatuh, dan kemudian berlari sekencang mungkin untuk mencapai apa yang dia inginkan. Selain itu, orang yang hidupnya berhasil adalah orang-orang yang menganggap tantangan sebagai peluang, dan selalu mencari solusi atas setiap permasalahan yang dihadapi. Sebaliknya, orang yang hidupnya gagal adalah orang yang begitu jatuh, tak sanggup bangkit lagi. Apalagi berlari. Bahkan orang ini akan tetap ‘meringkuk’ di tempatnya sambil berharap semoga akan ada keajaiban atau pertolongan yang dapat mengeluarkannya dari kesulitan. Tahukah Anda mengapa layang-layang dan pesawat terbang dapat tinggi mengudara?
Bagi Anda yang pernah belajar fisika, Anda pasti tahu bahwa layang-layang dan pesawat terbang dapat mengangkasa karena melawan hembusan angin. Jika angin kita andaikan sebagai permasalahan yang menghadang langkah Anda untuk sukses, maka agar Anda dapat ‘mengangkasa’ seperti layang-layang dan pesawat terbang, Anda harus melawan hadangan itu. Bukan menyerah, dan kemudian membiarkan diri Anda terkapar setelah jatuh, serta tidak bangun lagi. Tak ada orang yang sukses tanpa berjuang, karena memang tak mudah mendapatkan sesuatu di dunia ini, tidak seperti jika Anda membalikkan telapak tangan.
Intinya adalah, jika Anda ingin sukses, milikilah mindset (pola fikir) yang positif, mindset yang mendorong Anda menjadi manusia yang ulet, tegar, berani, dan pantang menyerah. Hindari mindset negatif, karena mindset seperti ini akan membuat Anda terpuruk dan masuk dalam jajaran orang yang gagal dan kalah dalam hidup ini. Dan ingatlah, hasil akhir yang berkualitas diawali dari implementasi yang berkualitas (quality implementation/QI). Maka aplikasikan mindset positif dengan baik dan benar agar Anda menjadikan orang sukses.

Salam
Kevin Wu
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.thecoreaction.com
www.qi-leadership.com





Read More.. Read more...

Attitude is Everything!

Selasa, 01 Juni 2010

Alkisah, ada seekor anak anjing yang tersasar dan gagal menemukan jalan pulang ke rumah majikannya. Dengan putus asa, anak anjing itu berjalan tak tentu arah, dan kemudian berteduh di sebuah rumah karena hujan turun rintik-rintik. Dengan sedih, anak anjing itu meringkuk di dekat daun pintu depan yang sedikit terbuka, dan berkeluh kesah. Dia berharap segera dapat menemukan jalan pulang, karena dia lapar dan sangat merindukan tempat tidurnya yang nyaman dan hangat.

Saat tengah berkeluh kesah begitu, tanpa sengaja matanya menangkap bayangan anjing lain yang juga sedang meringkuk di dekat daun pintu depan. Dia melompat bangun dengan terkejut, dan melihat anjing yang dilihatnya pun bangkit dari meringkuknya, dan kemudian mereka berdua berdiri berhadap-hadapan sambil saling memandangi. Anjing kecil merasa tak nyaman dengan kejadian ini, dan berusaha mengatakan sesuatu, tapi tak bisa karena lidahnya kelu. Bahkan dia kemudian merasa terkejut dan heran karena anjing yang berdiri di hadapannya ini mirip sekali dengannya, baik dari ukuran tubuh maupun warna bulunya.
Sesaat anjing kecil tak tahu harus berkata atau berbuat apa. Namun karena anjing yang berdiri di hadapannya itu selalu memandanginya, anjing kecil menjadi tak senang dan menyalakinya. Tak diduga, begitu dia menyalaki anjing itu, anjing itupun menyalakinya.
Nyali anjing kecil ciut karena yakin anjing yang berdiri di hadapannya ini tak senang dia memasuki rumahnya. Khawatir akan diserang, anjing kecil menjauhi anjing itu, dan ternyata anjing itupun menjauhinya. Anjing kecil terhenyak, dan menghentikan langkah dengan terheran-heran. Dalam hati dia bertanya-tanya; “Apakah anjing itu juga takut kepadaku?”
Yakin apa yang difikirkannya benar, keberanian anjing kecil tumbuh. Untuk menunjukkan kepada anjing di hadapannya kalau dia bukan penakut, ajing kecil menyalaki anjing itu dengan sangat keras. Namun anjing kecil kembali terhenyak, bahkan nyalinya menciut lagi, karena begitu dia menyalaki anjing di hadapannya itu, anjing itupun menyalakinya. Anjing kecil celingukkan untuk mencari bantuan, namun lagi-lagi dia tersentak karena di kiri kanan anjing yang berdiri di hadapannya, ternyata ada anjing-anjing lain yang ukuran tubuh dan warna bulunya sama dengan anjing itu maupun dengan dirinya. Anjing kecil pun lari terbirit-birit meninggalkan rumah karena takut dikeroyok. Di jalan di depan rumah, dia berpapasan dengan seekor anjing dewasa.
“Hey! Mengapa kamu ketakutan seperti itu?” tegur anjing dewasa.
Anjing kecil memberitahu kalau di rumah tempatnya berteduh terdapat banyak sekali anjing, dan anjing-anjing itu semuanya galak.
“Anjing-anjing itu mirip sekali denganku, baik ukuran tubuh maupun warna bulunya,” imbuh anjing kecil.
Anjing dewasa terheran-heran, dan kemudian tertawa terbahak-bahak. Dia memberitahu kalau rumah tempat anjing kecil berteduh adalah rumah kosong, karena si empunya rumah telah pindah beberapa bulan lalu, dan rumah itu dalam proses penjualan.
“Kalau begitu anjing-anjing yang di sana semuanya anjing liar, ya? Pantas semuanya galak,” anjing kecil menyimpulkan.
Anjing dewasa menggeleng-gelengkan kepala, dan memberitahu kalau dia telah sangat sering memasuki rumah itu, namun tidak pernah bertemu dengan seekor anjing lain pun di sana.
“Tapi di rumah itu memang ada banyak sekali cermin yang digantungkan di dinding-dindingnya, sehingga siapapun yang mendekat atau berdiri di depan cermin-cermin itu, pasti akan melihat pantulan dirinya. Jadi anjing-anjing yang kamu lihat mirip denganmu itu sebenanya pantulan dirimu sendiri pada cermin itu,” imbuhnya.
“Oya?” anjing kecil tak percaya.
“Cobalah kembali ke sana, dan tersenyumlah di depan cermin-cermin itu. Maka kamu akan menemukan anjing yang mirip denganmu sedang tersenyum kepadamu,” tegas anjing dewasa.
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah klasik ini? Intinya adalah, apa yang kita terima selama ini seringkali tergantung pada bagaimana sikap kita terhadap apa yang ada di sekitar kita, termasuk lingkungan. Kita dapat membuat diri kita menjadi A, B, C, dan D, jika kita memang ingin seperti itu. Jika kita ingin berbuat jahat kepada seseorang, maka kita akan berbuat seperti yang kita inginkan. Begitupula sebaliknya.
Pertanyaan terbesarnya sekarang adalah, apa yang Anda inginkan untuk hidup Anda? Kesuksesan yang memberikan kenyamanan hidup, kebahagiaan, dan derajat yang tinggi? Atau sebaliknya? Jika Anda ingin sukses, canangkan hal itu dalam diri Anda, maka diri Anda akan membawa Anda pada tujuan yang ingin dicapai.
Anda mungkin akan berkata; “Saya ingin begini dan begitu, tapi saya punya banyak kendala. Saya tak punya uang untuk kuliah, saya tak punya modal untuk membuka usaha yang saya rencanakan, saya tak tahu bagaimana caranya mencapai apa yang saya inginkan, dan sebagainya”.
Mengapa ini menjadi kendala? Orang bijak mengatakan; “Anda adalah apa yang Anda fikirkan”. Jika Anda merasa bahwa ini sulit dan itu sulit, maka Anda akan merasa sulit. Jika sebaliknya, maka yang Anda rasakan adalah sebaliknya juga. Selalu ada solusi untuk setiap permasalahan. Yang paling utama dan terpenting adalah, tumbuhkan keinginan atau motivasi dalam diri Anda, karena hal ini laksana BBM yang memanaskan dan kemudian menggerakkan roda mesin kendaraan. Jika mesin tidak dipanasi, kendaraan takkan jalan dan stay di satu tempat selamanya. Jika kendaraan telah melaju, Anda tinggal mengendalikan arah dan tujuannya, sambil mencari solusi jika ada kendala menghadang. Ingat pemeo penting ini; “JIka Anda lunak terhadap diri Anda, maka dunia akan keras kepada Anda. Sebaliknya, jika Anda keras kepada diri Anda, maka dunia akan lunak kepada Anda”.
Kata-kata bijak ini menjelaskan kepada Anda; jika Anda terlalu banyak kompromi terhadap diri Anda, sehingga Anda kerap menunda-nunda pekerjaan, malas, dan lebih senang memanjakan diri dengan mengejar kesenangan sesaat sehingga waktu yang berharga terbuang percuma, maka Anda akan mendapatkan kehidupan yang sulit, kehidupan yang membuat Anda menderita dan mungkin juga akan membuat Anda sering menangis. Sebaliknya, jika Anda senantiasa memacu diri agar waktu yang berharga dapat memberikan manfaat pada masa kini maupun masa mendatang, maka kehidupan akan memberi Anda kesenangan, kenyamanan, kebahagiaan, kehormatan, dan sebagainya, karena perjuangan Anda dalam mencapai apa yang Anda inginkan, telah memasukkan Anda dalam jajaran orang sukses di dunia ini.
Ingat juga slogan penting ini; “Hasil akhir yang berkualitas diawali dari implementasi yang berkualitas (Quality Implementation / QI)”. Maka awalilah selalu hari Anda dengan fikiran-fikiran yang berkualitas, fikiran-fikiran yang dapat menumbuhkan semangat dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan. Lalu implementasikan pula secara berkulitas. Selamat berjuang. Semoga Anda mendapatkan hasil yang berkualitas.

Salam,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.thecoreaction.com
www.qi-leadership.com

Read More.. Read more...

CAFTA: Sebeku Es atau Seganas Hiu?

Selasa, 18 Mei 2010

Pengusaha Indonesia sedang menghadapi tantangan besar terkait diberlakukannya China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) dan krisis di benua Eropa yang juga bisa mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Agus Sarwono seperti diberitakan oleh salah satu media di Indonesia, Jumat (4/5), mengatakan, krisis utang negara-negara Eropa membuat tekanan capital inflow ke Indonesia berkurang. Bahkan pekan lalu terjadi capital outflow, termasuk dari instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mencapai Rp10 triliun.
Jatuhnya industri manufaktur akibat pemberlakuan CAFTA dapat dianggap wajar, karena harga yang relatif murah dan diperdagangkan di hampir semua pusat perbelanjaan di Tanah Air, terutama pusat perbelanjaan di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya, membuat produk manufaktur China sangat diminati masyarakat. Bahkan jumlah penjualan produk negara Tirai Bambu itu nyaris mengalahkan produk dalam negeri. Celakanya, selama ini pemerintah pun cenderung tidak transparan, karena meski kesepakatan CAFTA ditandatangani pada tahun 2006, namun tidak pernah disosialisasikan kepada pengusaha, sehingga begitu CAFTA diberlakukan, pengusaha tidak punya persiapan untuk menghadapinya. Padahal, masuknya produk China ke Indonesia tidak hanya melalui jalur legal, tapi juga illegal (penyelundupan).

Bagaimana kita harus menyikapi hal ini?
Untuk menghilangkan kecemasan yang berlebih, kita boleh mengingat istilah “No Pain, No Gain” alias tidak ada perjuangan juga tidak ada keuntungan. Mudah-mudahan Anda juga sepakat bahwa persaingan justru mendatangkan berkah.
Sebuah perusahaan yang tidak memiliki pesaing di dalam industrinya cenderung akan lapuk dan layu. Tentu kita masih ingat sekitar 5 tahun yang lalu, dimana pemerintah memberikan ijin bagi swasta asing untuk boleh mendistribusikan bahan bakar minyak yang kala itu dimonopoli oleh Pertamina? Bagaimana pelayanan Pertamina sebelum itu? Berapa banyak petugas pom bensin yang mau tersenyum dengan ramah kepada Anda sambil menunjukkan angka “nol” sebelum memulai pengisian tersebut?
Bagaimana dengan bisnis penerbangan di tanah air sekitar 10 tahun yang lalu sebelum maraknya penerbangan murah yang sudah menjadi lumrah saat ini? Mengapa penerbangan murah di tanah air yang dipelopori oleh LionsAir, menawarkan tiket penerbangan yang sungguh diluar nalar saat itu selalu membukukan keuntungan dari tahun ke tahun hingga saat ini? Keunggulan LionsAir dalam menawarkan harga murah bukan hanya menghantam para pemain lama di industri penerbangan, tapi juga berdampak pada transportasi angkutan massa lainnya seperti kapal laut, bus penumpang dan kereta api. Bagaimana mungkin Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan milik pemerintah yang menjual layanannya demikian tinggi dengan segala fasilitas dan bantuan lainnya mengaku rugi setiap tahunnya kala itu?

Belajar dari Nelayan Jepang
Nelayan Jepang punya sebuah cara untuk tetap mempertahankan kesegaran ikan tuna yang mereka tangkap walaupun mereka baru bisa kembali ke darat setelah berminggu-minggu berlayar di laut lepas. Sebelum mereka menemukan cara unik ini setiap hasil tanggapan tuna, mereka akan masukan ke sebuah ruang pendingin besar yang letaknya di lumbung kapal. Setelah berminggu-minggu berlayar dan kembali ke darat untuk menjual hasil tangkapan yang berupa ikan beku tersebut, kesegaran daging ikan menjadi berkurang, hal ini sangat terasa terutama bagi bangsa pencinta sushi dan sashimi ini. Hal ini terus berlangsung menyebabkan para nelayan pun tidak mampu menjual hasil tangkapan mereka dengan harga tinggi. Sampai suatu ketika mereka bereksperimen dengan mengosongkan lambung kapal, lalu diisi dengan air yang cukup untuk menempatkan hasil tangkapan mereka hidup-hidup. Percobaan mereka gagal karena setiba di pelabuhan, semua hasil tangkapan mereka sudah mengapung dalam keadaan busuk.
Pada eksperimen berikutnya masih dengan kolam penampungan di lambung kapal yang sama, hanya saja sekarang ditempatkan seekor ikan hiu berukuran sedang di dalamnya. Ketika tuna hasil tangkapan dimasukkan ke dalam kolam tersebut, maka ikan tuna akan berusaha menyelamatkan diri dengan berenang sekuat tenaga untuk menghindari gigitan ikan hiu tersebut. Begitu pula dengan ikan-ikan hasil tangkapan selanjutnya. Ketika waktu melaut telah selesai, para nelayan kembali ke pelabuhan untuk menjual hasil tangkapanya, dan mereka menyaksikan bahwa semua tuna mereka masih hidup dan terus bergerak menghindari kejaran hiu. Dengan demikian bisa dipastikan bahwa dagingnya pun masih segar, sesegar ketika baru ditangkap.
Apa pesan moral dari cerita di atas? Ikan tuna yang ditempatkan dalam kolam pada eksperimen pertama tidak mendapatkan “ancaman” dari pihak manapun karena memang kolam tersebut kosong dan hanya dikhususkan untuk mereka. Tetapi hal itu justru membuat mereka tidak waspada dan nyaman dalam “kehangatan semu” yang menyebabkan mereka justru tidak mampu bertahan dan mati. Tidak ada alasan yang cukup kuat untuk membuat mereka bergerak dan berjuang. Hal sebaiknya pada eksperimen kedua; menempatkan ikan hiu sebagai “ancaman” yang membuat mereka harus terus bergerak dan berjuang.

Nasi telah menjadi bubur
Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, pengusaha harus berhadapan dengan produk China yang dikenal murah meriah, sehingga ketidaksiapan harus diubah menjadi kesiapan. Bila selama ini pengusaha cenderung keteteran dalam menghadapi gempuran masuknya produk China, maka mulai saat ini pengusaha harus membangun kekuatan untuk menjadi pesaing tangguh produk-produk yang dihasilkan negeri Tirai Bambu. Ini memang tidak mudah. Apalagi karena Indonesia merupakan salah satu negara yang dimaraki pungutan liar (pungli), sehingga terjadi high cost pada hampir semua bidang produksi.
Salah satu cara yang harus dilakukan pengusaha untuk meningkatkan daya saing adalah meningkatkan kualitas hasil produksi, menekan biaya yang tidak perlu agar lebih efisien, membuka channel distribution yang baru dengan memanfaatkan keunggulan atas pemahaman atas geogrfis dan kultur negeri sendiri. Dan yang juga penting adalah, meningkatkan kualitas SDM agar menjadi individu-individu yang memiliki semangat, motivasi, dan kualitas dalam menghadapi tantangan dan persaingan seberat apapun.
Hasil akhir dari setiap persaingan adalah perlombaan pada tingkat kualitas dan efisiensi dimana konsumenlah yang mendapatkan keuntungannya. Dengan penduduk berjumlah lebih dari 230 juta jiwa dan tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 5 % di saat krisis global saat ini, memang Indonesia masih menjadi primadona para pemasok dunia. Untuk terus dapat bersaing bukan saja dari sisi swasta yang harus mengetatkan ikat pinggang sambil meningkatkan kualitas barang dan jasanya, akan tetapi pemerintah juga sangat berkewajiban untuk mendukung terciptanya iklim usaha yang sehat dengan memangkas semua biaya ekonomi tinggi, perampingan birokrasi, kemudahan pebisnis mendapatkan kredit lunak, dan ketersediaan sumberdaya manusia yang berwawasan dan berdaya saing internasional melalui sistem pendidikan dan pelatihan di tanah air yang sungguh-sungguh dikembangkan.

Akankah CAFTA akan bermanfaat buat kita?
Iya! Jika pemerintah mempunyai komitmen dan kemauan yang sangat kuat, dalam hal ini saya ilustrasikan sebagai nelayan yang berani merubah pola dan kebiasan lama dalam mempertahankan kesegaran ikan tuna, dengan berani mengambil langkah-langkah perubahan positif yang mendukung pihak pengusaha dan masyarakat Indonesia seperti yang telah saya sampaikan di atas, menjadikan CAFTA hanyalah suplemen multivitamin bagaikan “ikan hiu” yang membuat kita terus terjaga dan berjuang untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja.
Akan terjadi sebaliknya jika pemerintah tetap mempertahankan cara kerja lama yang birokrasinya dikenal korup dan tidak efisien, terutama dalam memfasilitasi pengusaha dan masyarakat Indonesia, maka kita hanya akan menjadi sebongkah “ikan tuna beku” dalam pasar persaingan dewasa ini. Karena, hasil akhir yang berkualitas dimulai dari pengimplementasian yang berkualitas (Quality implementation / QI).

Semoga bermanfaat,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Melepas Belenggu Mental, Meraih Kesuksesan

Senin, 17 Mei 2010

Seorang dokter bedah kecantikan pada era tahun 1960-an, Maxwell Maltz, mendapati tak sedikit pasiennya yang kecewa setelah wajahnya 'dipermak habis', karena para pasien itu tetap saja merasa kurang cantik dan menarik. Padahal, operasi dilakukan atas permintaan mereka.
Fakta ini menarik perhatian Dr Maltz, sehingga dia pun melakukan riset selama bertahun-tahun, dan menemukan rahasia di balik permasalahan klien-kliennya tersebut. Secara mengejutkan rahasia ini juga dapat menjawab kenapa banyak orang yang sulit untuk berkembang dan meraih kesuksesan.

Rahasia dan formula untuk mengatasi masalah tersebut ditulis dalam buku berjudul “Psycho-Cybernatics”, dan buku ini menjadi best seller dunia. Bahkan karena buku ini Maltz menjadi motivator yang diundang di seluruh belahan dunia, hingga menjelang ajalnya pada 1975. Konon motivator-motivator dunia yang kita kenal sekarang ini, seperti Zig Ziglar, Thony Robbins, Bryan Tracy dan lain sebagainya, mengunakan konsep dasar Maltz dalam pelatihan maupun metode yang mereka bawakan.
Secara ringkas Dr. Maltz menjelaskan, daripada seseorang merubah hal-hal yang terjadi di luar dirinya, jauh lebih efektif jika memulai perubahan dari dalam diri sendiri. Perubahan tersebut diawali dari perubahan atas citra diri yang sering kali sangat rapuh dan negatif, sehingga semua perubahan positif yang terjadi di luar diri sendiri tetap dipandang sebagai hal-hal yang tidak memuaskan.
Citra diri adalah gambaran mental setiap orang terhadap dirinya sendiri. Hal ini termasuk keyakinan kita terhadap kelebihan dan kekurangannya. Sebagian keyakinan tersebut bisa benar, tapi bisa juga salah. Hingga keyakinan tersebut diubah, prilaku kita cenderung mengikuti dan mencari fakta-fakta yang menguatkan keyakinan tesebut.
Sebagai contoh, jika Anda pernah ditertawakan, dihina atau bahkan dicacimaki di depan umum hanya gara-gara salah mengucapkan sesuatu, maka dalam diri Anda muncul keyakinan bahwa Anda tidak berbakat untuk berbicara di depan umum. Jika dampak dari peristiwa memalukan yang tentu saja telah merusak citra diri Anda itu terus Anda pegang, maka selama itu pula Anda “takkan bisa berbicara di depan umum”.
Hal utama yang harus Anda lakukan jika Anda memiliki trauma semacam ini adalah, memperbaiki citra diri tersebut dengan mencari sebanyak-banyaknya bukti bahwa Anda pernah berbicara di depan publik dengan baik dan normal. Di sisi lain, Anda juga mencari fakta bahwa banyak orang juga pernah mengalami kesulitan dan hambatan saat berbicara di depan umum. Pembicara sekaliber mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln bahkan pernah mengakui, setiap kali dia harus berbicara di depan publik, selama 30 detik pertama dengkulnya gemetar karena grogi. Akan tetapi setelah itu dia mengatasi problem ini dengan cara mengumpamakan ada seseorang yang menodongkan pistol di kepalanya, dan memaksanya untuk segera berbicara. Dengan cara ini, karena semangat dan antusias, problem teratasi.

Hal yang diajarkan Maltz selanjutnya setelah citra diri seseorang membaik, adalah menggunakan metode “Synthetic experience”, sebuah metode berupa teknik visualisasi dalam mencapai target. Dengan mental yang sudah membaik, seseorang diminta membuat detil tahapan dan langkah-langkah dalam mencapai targetnya. Metode ini mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitas nyatanya untuk mencapai target. Dengan bingkai mental seperti ini, seluruh potensi dan sumber daya internal setiap orang, termasuk Anda, akan maksimal dalam mengejar pencapaian.
Metode 'Synthetic experience' pernah diterapkan seorang tentara Amerika saat perang Vietnam. Ketika itu perwira tersebut dan sejumlah prajurit Amerika yang lain, ditangkap tentara Vietcong dan dijebloskan ke kamp penahanan. Selama di kamp tersebut, para tentara Amerika disiksa habis-habisan dengan menggunakan cara-cara keji dan di luar batas prikemanusiaan, sehingga banyak dari para tentara itu yang meninggal dunia, dan yang bunuh diri karena tak tahan disiksa. Saat perang usai, hanya perwira itu satu-satunya yang tetap hidup, dan kembali ke Amerika.
Saat diwawancarai sebuah stasiun televisi, perwira tersebut mengatakan begini; “Setiap hari, selama dalam tahanan super berat tersebut, semua tahanan mengalami siksaan mental maupun fisik. Sebagian besar dari kami memilih berhenti berjuang dan menyerah, tetapi tidak bagi saya. Setiap hari dalam pikiran, saya selalu membayangkan hari-hari dimana saya akan dibebaskan, dimana saya berjumpa kembali dengan seluruh keluarga dan sanak saudara yang saya cintai. Dan akhirnya, inilah saya”.
Dengan metode 'synthetic experience', perwira itu memvisualisasikan hari pembebasannya. Meski ketika itu belum ada tanda-tanda bahwa perang akan usai. Bahkan sebaliknya, penyiksaan keji terhadap dirinya dan rekan-rekannya, menjadi pengalaman dan pemandangan sehari-hari yang tak dapat dihindari. Gambaran metal inilah yang membuat dia kuat dan bertahan.
Lalu bagaimana dengan 'siksaan' yang harus Anda hadapi setiap hari? Apakah lebih berat dari yang dialami perwira tersebut? Saya rasa tidak. Tetapi banyak dari kita merasa, atau lebih tepatnya mengkondisikan hidupnya sendiri, demikian sedih dan menderita, sehingga punya alasan untuk pesimis atau bahkan menganggap hidup tidak lagi ada gunanya. Menyedihkan! Jika Anda berfikir begitu, maka hal negatif seperti itulah yang akan Anda dapatkan. Sering sebagian besar dari kita sudah menyerah sebelum memulai, karena kita memiliki gambaran mental yang membuat kita enggan untuk berjuang. Hal 'sederhana' seperti ini harus Anda atasi, karena jika tidak, akan terus mengganggu Anda dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik.
Benar kata Dr Maltz, hambatan terbesar manusia dalam mencapai apapun berasal dari dalam dirinya sendiri. Demikian juga peribahasa yang menjadi begitu tersohor “Anda adalah Apa Yang Anda Pikirkan” oleh karena itu ingatlah, hasil akhir yang berkualitas dimulai dari mengimplementasikan yang berkualitas (Quality implementation / QI).

Semoga bermanfaat,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Sri Mulyani Adalah QI Leader

Minggu, 09 Mei 2010

Indonesia memang negara yang amat potensial. Bukan hanya karena memiliki sumber daya alam yang melimpah, tapi juga sumber daya manusia yang bermutu. Jika saja semua ini dikelola dengan baik, negara kita mungkin telah tumbuh menjadi salah satu negara maju di dunia.

Kesadaran ini mendadak muncul kembali di benak saya setelah saya membaca berita pengunduran diri Sri Mulyani Indrawati dari jabatan sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), karena ditunjuk Presiden Bank Dunia Robert Zoellick untuk menjadi managing director di banknya itu.

Beberapa pekan terakhir ini, Sri yang oleh Majalah Forbes di tempatkan pada urutan 71 sebagai Wanita Paling Berpengaruh di Dunia, tengah dipusingkan oleh skandal Bank Century yang membuatnya terancam menjadi tersangka, karena ketika dana bailout sebesar Rp6,7 triliun untuk bank itu dikucurkan, Sri menjabat sebagai ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK).

Mengapa Zoellick memilih perempuan kelahiran Bandar Lampung 26 Agustus 1962 yang tengah dibelit kasus hukum beraroma korupsi itu?

Sri, oleh banyak kalangan dinilai sebagai pribadi tangguh yang sepak terjang dan skill-nya mampu memberikan sumbangsih yang amat berharga bagi Indonesia. Majalah Forbes memilih Sri sebagai salah seorang Wanita Paling Berpengaruh di Dunia, karena beberapa alasan. Di antaranya, karena Sri dinilai sukses memberikan navigasi bagi bangsa Indonesia saat krisis ekonomi global melanda menjelang akhir 2008; berhasil memberantas korupsi di Departemen Keuangan, salah satu departemen yang dianggap paling korup di Indonesia; dapat mendorong disahkannya UU investasi dan insentif pajak; sukses mendorong penggunaan mata mata uang lokal ketimbang dolar AS untuk perdagangan di Asia saat krisis ekonomi masih melanda; mampu mewujudkan swap bilateral US$ 15 miliar dengan China sehingga bisa memudahkan importir membayar barang-barang dari China dengan Yuan, tanpa dolar AS; dan apa yang dilakukannya mendapatkan respek dari rekan-rekannya di seluruh dunia.

Sejumlah media di Tanah Air mencatat, ketangguhan Sri selama menjadi Menkeu terlihat dari ketegasannya untuk menolak mengalokasikan dana penanggulangan kasus lumpur Lapindo dalam APBD 2006 dan 2007, dan tegas meminta PT. Lapindo Brantas, perusahaan milik ketua umum DPP Golkar Abu Rizal Bakrie, agar bertanggung jawab; Sri juga dengan tegas meminta Imigrasi mencekal 14 pengusaha batu bara, termasuk petinggi di Grup Bakrie, karena menunggak pembayaran royalti kepada negara sejak 2001 dengan total Rp 3,9 triliun; dan berhasil membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 November 2008 mencabut suspensi perdagangan bagi enam emiten dari Grup Bakrie, di antaranya PT. Bumi Resources Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk, karena keenam perusahaan ini bermasalah.

Jika dikaji dari sepak terjangnya, jelas sekali kalau Sri merupakan seorang Quality Implementation (QI) Leader, karena dia memiliki character dan competence yang menjadi syarat bagi seorang QI Leader. Ini dibuktikan dengan kemampuannya untuk bersikap tegas dan konsisten atas kebijakan yang dibuatnya. Dengan karakter yang dia miliki, Sri tahu persis bahwa jika dia berbuat begini atau memutuskan begitu, maka itulah yang terbaik, karena sesuai misi, visi dan value-nya. Dia melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dikatakannya (integritas), dan tidak khawatir tudingan orang karena yakin apa yang dilakukannya benar, dan merupakan yang terbaik ntuk negeri ini. Bahkan setiap permasalahan dapat disikapi secara dewasa, sehingga dia terlihat selalu tenang, stabil, dan tidak mudah tergoyahkan.

Dengan kompetensinya, Sri dapat merancang setiap kebijakan yang dibuatnya secara matang, baik dari segi teknis maupun konseptual. Karenanya, dia mampu memberikan navigasi bagi bangsa ini ketika krisis ekonomi global mendera, dan mampu mewujudkan swap bilateral US$ 15 miliar dengan China, sehingga bisa memudahkan importir membayar barang-barang dari China dengan Yuan, tanpa dolar AS.

Kita berharap, kita akan memiliki lebih banyak lagi Sri-sri yang lain, bukan sri yang hanya mampu bersuara, tapi tidak memberikan sumbangsih apa-apa selain kemampuan sistematis untuk mengkorupsi duit rakyat. Dengan seribu Sri, Indonesia dapat tumbuh secepat yang kita inginkan. Hanya saja, Sri pun harus menjaga dirinya agar jangan sampai dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang akhirnya akan merusak citra dirinya sendiri.



Salam,

Kevin Wu

Result Consultant

Managing Director CoreAction Result Consulting

www.qi-ledaership.com

www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Tips Merintis “Peta Jalan” Kesuksesan

Rabu, 05 Mei 2010

Banyak orang, termasuk mungkin saya dan Anda, sering punya alasan untuk berkelit dari sebuah kegagalan, tanpa menyadari kalau jurus berkelit sebenarnya merugikan diri sendiri karena dengan berkelit, Anda mendapatkan pembenaran atas kegagalan Anda, dan Anda menjadi tidak terpacu untuk meningkatkan kinerja. Coba ingat-ingat, selama Anda merintis karir, sudah berapa kali Anda berkelit ketika Anda gagal melaksanakan tugas, atau mencapai target yang ditetapkan perusahaan? Dan apa saja alasan pembenaran Anda?

Saya berkali-kali bertemu orang yang sering beralasan begini; “Ah, saya gak berhasil kan, karena anggota tim saya tidak cukup untuk mencapai target seperti itu!” atau “Anggaran yang diberikan kurang, bagaimana kita bisa merealisasikan target itu? Memangnya ke sana ke mari tidak pakai biaya?”
Selama ini, persoalan yang menghambat kemajuan perusahaan sebagian besar bersumber dari kalangan internal perusahaan itu sendiri. Itu berarti bersumber dari personil di dalamnya. Termasuk mungkin Anda yang duduk pada posisi sebagai pembuat kebijakan. Ada lima penyebab mengapa seorang leader gagal mencapai goal. Pertama, pola kepemimpinan yang buruk sehingga tim tidak termotivasi untuk mencapai goal. Kedua, goal yang ingin dicapai tidak jelas sehingga tim Anda bingung bagaimana mencapainya. Ketiga, meski goal jelas, tapi Anda tak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal itu. Keempat, telah tumbuh bad habbit (budaya buruk) dalam tim Anda, sehingga tidak semua anggota tim bergerak ke arah pencapaian goal. Dan yang kelima, sistem reward and punishment tidak jalan atau justru tidak ada. Nah, dari kelima penyebab tersebut, yang mana yang menjadi persoalan Anda sehingga goal gagal dicapai?
Sekarang mari kita bahas satu penyebab saja, yakni tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal. Seorang leader, apalagi dia pada posisi sebagai pembuat kebijakan seperti direktur utama dan jajaran direksinya, harus dapat menjadi seorang path finding (perintis jalan) yang memungkin anggota timnya dapat terus bergerak maju menuju target, dan tidak berhenti hanya karena ada penghalang di depan mata. Dengan berperan sebagai path finding akan membuat dia seperti membuka jalan dan memberikan peta kepada anggota timnya, sehingga jika sang leader menugaskan seorang anggota tim ke sebuah desa di Bandung, dan si anggota tim tak tahu dimana letak desa itu, sang leader dapat menunjukkan lokasinya. Lengkap dengan nama-nama wilayah dan jalan yang harus dilalui.
Leader juga manusia, sehingga tak mungkin mengetahui banyak hal dan memiliki ide untuk semua hal? Of course! Di sini lah kualitas seorang leader diuji. Agar tidak nampak bodoh di depan anggota tim, atasi masalah ini dengan menemukan key drivers, yaitu penyebab-penyebab utama/faktor-faktor yang mendorong tercapainya goal. Cara mendapatkan kunci ajaib ini adalah dengan menganalisis penentu keberhasilan Anda atau orang lain dalam meraih goal yang relatif sama pada waktu yang lalu, menganalisis sumber utama yang sering membuat Anda kesulitan mencapai goal, dan memahami kebutuhan konsumen Anda. Akan lebih baik jika saat ketiga hal ini Anda lakukan, Anda melibatkan tim, karena siapa tahu anggota tim memberikan masukan-masukan yang justru akan membuat key drivers Anda menjadi sebuah kunci yang dapat membuat goal lebih cepat tercapai. Keuntungan lain dengan melibatkan tim dalam proses ini adalah, karena merasa dilibatkan dalam proses perencanaan pencapaian goals, tim akan merasa ikut memiliki goal tersebut, sehingga mereka termotivasi untuk segera mencapainya, dan bertindak dengan penuh semangat. Jika Anda menentukan segalanya sendiri dan tim tinggal melaksanakan perintah-perintah Anda, hmmm … bayangkan saja akibatnya. Apalagi jika di antara perintah Anda ada yang tidak mereka sukai.
Nah, jika key drivers telah ditetapkan, prioritaskan langkah pencapaian goal Anda dengan berpegang pada kunci itu. Jangan melenceng, karena key drivers dapat laksana pembatas jalan yang tak boleh Anda langgar. Jika pembatas jalan ini Anda langar, bersiap saja untuk gagal lagi mencapai goal, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dari pengimplementasian yang berkualitas (Quality implementation / QI)”.

Semoga bermanfaat.
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director
CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Ingin Kaya? Hindari Prilaku Miskin!

Rabu, 28 April 2010

Seorang teman sekantor, Senin (26/4), bercerita tentang prilaku tetangganya yang membuat dia geleng-geleng kepala. Kata dia, pada Minggu (25/4), tetangganya itu memborong banyak sekali barang, sehingga uang sekian juta yang diperoleh suaminya sebagai upah atas pengerjaan proyek yang baru selesai, habis.
“Tetangga saya itu seperti tidak mengenal hari esok,” katanya.

Diakui, dahulu si tetangga bersuamikan seorang lelaki tajir, sehingga setiap hari dia bergelimang harta dan dapat hidup bermewah-mewah. Karena suatu alasan, si tetangga bercerai dengan suami tajirnya itu, dan menikah lagi dengan seorang lelaki yang secara financial pas-pasan dan tidak mapan.
“Saya dan tetangga yang lain sebenarnya pernah menyarankan agar dia melupakan kehidupan lamanya, tapi tidak berhasil. Kasihan suaminya yang sekarang, karena berapapun penghasilan yang dia dapat, pasti dihabiskan dalam sekejap, sehingga tetangga saya itu kerap berutang ke sana-sini, termasuk kepada saya,” imbuh teman saya lagi.
Prilaku miskin, itulah prilaku yang ditunjukkan tetangga teman saya itu, karena prilakunya hanya akan menjerumuskan dia pada kemiskinan yang lebih parah. Jika semua penghasilan dihabiskan sehingga dia harus berutang ke sana ke mari, bagaimana dia bisa menabung? Padahal pepatah mengatakan; “Hemat pangkal kaya”. Jadi jelas, boros pangkal miskin.
Mengapa orang begitu boros dan seperti tidak mengenal hari esok? Prilaku seperti itu muncul karena si pelaku tidak mengenali kemampuan dan sumber dayanya sendiri, sehingga apapun yang dia inginkan, dia penuhi. Padahal keinginan tidak melulu merupakan sesuatu yang mendesak untuk dipenuhi dan dapat ditunda pemenuhannya, karena yang terpenting dan patut didahulukan adalah hal-hal yang terkait dengan kebutuhan dasar hidup kita.
Apa itu kebutuhan dasar?
Menurut Result Consultant Kevin Wu yang juga managing director CoreAction Result Consulting, kebutuhan dasar adalah standar hidup minimal yang penentuannya didasari kesepakatan kita dengan diri kita sendiri. Misalnya, jika penghasilan Anda sekian rupiah, Anda pasti akan bertanya-tanya kepada diri Anda sendiri tentang akan digunakan untuk apa saja uang sebesar itu, dan apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan berupa sandang, pangan, dan papan (misalnya untuk membayar cicilan KPR). Semakin besar penghasilan seseorang, akan semakin tinggi standar hidupnya, karena dengan penghasilan yang besar, biasanya orang lebih memikirkan kualitas untuk hidupnya.
“Karena itu jangan heran jika bagi orang kaya, memiliki kendaraan pribadi dan pelesiran ke luar negeri merupakan suatu kebutuhan. Sementara bagi orang tak punya, memiliki kendaraan pribadi tak lebih dari sebuah keinginan,” tegasnya.
Tips Menjadi Kaya
Bagaimana caranya menghilangkan prilaku miskin dari diri kita dan tumbuh menjadi orang kaya? Gampang. Yang harus dipahami adalah, baik kebutuhan maupun keinginan, keduanya terkait dengan pemasukan dan pengeluaran kita sehari-hari. Orang terjerumus pada kemiskinan karena pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Jadi jika penghasilan Anda pas-pasan, kelola uang Anda agar tidak lebih besar pasak daripada tiang, sehingga Anda tak perlu sampai berutang ke sana-sini, dan masih ada uang untuk menabung. Jika mungkin, carilah penghasilan tambahan, namun pengeluaran tetap fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar. Kalaupun Anda ingin memenuhi keinginan, upayakan agar uang yang keluar tidak terlalu banyak dan masih ada sisa untuk menabung.
Selain tips tersebut, investasikan empat aset dalam diri Anda agar mendapatkan keuntungan baik dalam jangka pendek (baca; saat ini) maupun dalam jangka panjang (hari esok). Keempatnya adalah waktu uang, diri Anda, dan orang-orang di sekitar Anda.
Bagaimana caranya menginvestasikan waktu? Gunakan waktu sebaik-baiknya hanya untuk melakukan hal-hal yang berguna untuk masa kini dan masa depan. Jika selama ini Anda banyak menghabiskan waktu untuk bergunjing, kongkow-kongkow sambil main catur, berjudi atau mabuk-mabukan, hentikan kebiasaan itu. Lakukan sesuatu yang berguna, seperti berorganisasi untuk memperluas network, berkebun agar rumah Anda lebih sehat dan asri, dan sebagainya.
Anda dapat menginvestasikan uang Anda dengan cara berdagang kecil-kecilan, menabung, membeli property, dan sebagainya. Hentikan menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak perlu dan membahayakan kesehatan, seperti membeli minuman keras, merokok, dan sebagainya.
Anda dapat menginvestasikan diri Anda dengan cara memanfaatkan semua potensi yang ada dalam diri Anda. Jika Anda seorang tukang, tingkatkan keahlian Anda sehingga siapapun yang menggunakan jasa Anda, merasa sangat puas, dan Anda direkomendasikan kepada teman-teman dan saudaranya. Kegemaran membaca buku-buku yang memberikan wawasan, juga salah satu bentuk menginvestasikan diri Anda, karena pengetahuan yang Anda dapat akan menjadikan Anda sebagai orang yang kaya ilmu dan bisa jadi keahlian Anda pun akan lebih meningkat dibanding sebelumnya.
Nah, bagaimana cara menginvestasikan orang-orang di sekitar Anda? Yang harus Anda lakukan adalah menjalin hubungan yang bermanfaat agar hubungan itu dapat memberikan kontribusi positif bagi Anda, baik untuk saat ini maupun esok. Menurut Anda, pentingkah jika Anda mengenal pejabat di lingkungan tempat tinggal Anda, atau pengusaha sukses yang namanya harum ke seantero negeri? Jawabannya tentu penting. Tapi ingat, akan lebih penting jika si pejabat atau si pengusaha itu mengenal Anda, dan tahu kelebihan dan kemampuan Anda. Plus citra positif Anda. Siapa tahu jika dia kenal Anda dan tahu siapa Anda, maka ketika dia membutuhkan seseorang untuk membantunya, Anda lah yang dipilihnya. Menyenangkan, bukan?

Read More.. Read more...

Tips Keluar dari Cengkeraman Kemiskinan

Sebuah harian sore nasional yang terbit di Jakarta pada 15 Agustus 2003 menulis begini tentang Hari Dharmawan, pendiri Matahari Departemen Store;
“Saya menyebut Hari Dharmawan sebagai ”The Legend”. Saya kira ia pantas disebut seperti itu karena prestasi bisnisnya selama 40 tahun lebih. Ukuran yang sederhana bisa kita pakai untuk melihat sukses Hari adalah semua orang mengenal Matahari sebagai jaringan ritel raksasa di Indonesia.
Kata matahari bukan saja diasosiasikan sebagai sumber cahaya dan energi, tetapi juga sebuah ritel yang ada di mana-mana. Kini, meski sang legenda sudah 62 tahun, tetapi geloranya dalam menyampaikan gagasannya masih seperti orang muda. Saya kira, semangat bisnisnya juga masih menggelora seperti bicaranya. Saya melihat Hari Dharmawan seperti seorang yang tidak pernah kering energinya. Hal seperti inilah saya kira yang membuatnya sukses, di samping kecerdasan, kerja keras, dan merintis usaha ini dari kecil sekali.”
Siapa yang tak kenal Departement Store Matahari? Ritel untuk kalangan menengah atas ini berada di 86 lokasi yang sebagian besar tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surbaya, Medan, dan Jogjakarta. Ritel ini termasuk yang paling diminati masyakarat karena kualitas barang dan harga jual yang bersaing. Melalui PT. Matahari Putra Prima Tbk, perusahaan yang menaungi Matahari, Hari juga mengelola 45 hypermart dan 90 timezone, arena bermain untuk anak-anak. Bahkan pada 2003, Hari mendirikan ritel yang sangat unik, Value Dollar, sebuah ritel yang semua barangnya dijual dengan harga Rp5.000.
Kerja keras dalam merintis usaha, energi yang melimpah, semangat yang tak pernah padam, dan kecerdasan merupakan aset pribadi yang maha penting untuk mencapai sukses. Tak ada keberhasilan yang dapat diraih tanpa kerja keras dan semangat pantang menyerah. Apalagi jika usaha dirintis dari nol. Jangan pernah berharap dengan usaha dan kemauan yang sedikit, akan dihasilkan sesuatu yang besar yang mendorong Anda untuk sukses. Jika seorang petani tidak bekerja keras untuk merawat padi yang ditanamnya, dia mungkin akan gigit jari karena sebelum masa panen tiba, padi telah rusak diserang hama.
Quality Implementation (QI) Person yang merupakan bagian dari prinsip besar QI Leadership, mengajarkan, untuk sukses, kita harus menginvestasikan aset kita, baik yang berbentuk uang, waktu, diri kita sendiri, dan orang-orang di sekitar kita. Mengapa waktu, diri kita, dan orang-orang di sekitar kita perlu diinvestasikan juga?
Jika kita menginvestasikan waktu kita, maka kita akan berfikir bagaimana caranya menggunakan waktu dengan sebaik mungkin, sehingga tak semenit pun terbuang sia-sia dan tidak mendatangkan manfaat bagi hidup kita, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Ingat, tujuan orang berinvestasi adalah mendatangkan keuntungan dari apa yang ditanamkan. Maka jadikan waktu Anda sebagai aset yang dapat mendatangkan keuntungan bagi Anda, yakni sukses. Hari Dharmawan telah memberitahukan caranya, yakni dengan bekerja keras, sehingga sehingga Matahari menjadi salah satu ritel terbesar di Tanah Air.
Bagaimana caranya menginvestasikan diri sendiri?
Tuhan menganugerahi kita dengan akal, kecerdasan, kekuatan, pengetahuan, dan sebagainya. Gunakan potensi-potensi ini untuk membuat Anda sukses. Caranya, tentu saja, manfaatkan potensi tersebut untuk hal-hal yang dapat mendorong Anda mencapai sukses itu, dan tinggalkan prilaku atau kebiasaan yang justru akan menjerumuskan Anda pada jurang kegagalan. Jika kita merujuk pada biografi Hari, sang Legenda itu menggunakan kecerdasannya untuk menciptakan ide-ide brilian yang membuat perusahaannya berkembang dan terus berkembang. Anda pun bisa seperti itu.
Menginvestasikan orang-orang di sekitar Anda? Oho, jangan bingung, karena siapapun yang berada di sekitar Anda merupakan aset yang dapat mendorong Anda untuk sukses. Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang sukses, Anda akan termotivasi untuk seperti mereka. Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang gagal, urakan, dan berengsek …? Hmm …. Maka penting bagi Anda untuk menginvestasikan kehidupan sosial Anda pada lingkungan yang tidak mendorong Anda pada kehidupan yang akhirnya hanya akan merugikan diri Anda. Namun demikian ingat petatah petitih ini; “Penting bagi Anda untuk mengenal orang yang telah sukses. Namun lebih penting lagi jika orang itu mengenal Anda dan tahu bahwa Anda memiliki kredit point yang bagus”. Mengapa? Jika Anda mengenal orang yang sukses dan orang itu tahu Anda termasuk tipe orang yang plus plus, maka bukan mustahil dia akan mempekerjakan Anda ketika dia membutuhkan karyawan.
Ingat, hasil akhir yang berkualitas dimulai dari mengimplementasikan yang berkualitas (Quality implementation / QI).

Semoga bermanfaat,
Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting
www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Berubah atau Punah di Knowledge Era

Selasa, 27 April 2010

Seorang teman mengeluhkan perbedaan antara situasi dan kondisi (sikon) saat ini dengan masa 5-10 tahun lalu. Kata dia, dulu uang Rp50.000 dapat dibelikan berbagai barang kebutuhan dalam jumlah yang lumayan banyak.
“Tapi sekarang, uang Rp50.000 seperti tidak berarti apa-apa, karena dengan uang segitu terlalu sedikit barang yang bisa dibeli, dan cepat habis,” tuturnya.

Waktu memang cepat sekali berlalu, sehingga saya pun sering merasa seperti terbangun dari mimpi, dan berkata dalam hati; “Wah, kok tahu-tahu sudah jam segini, ya?”, “Kok tahu-tahu sudah bulan ini, ya?” . Dan seiring dengan berlalunya waktu, sikon di sekitar kita pun berubah sesuai perkembangan pola fikir, kebutuhan, gaya hidup dan teknologi. Coba perhatikan lingkungan tempat tinggal Anda. Samakah dengan 5-10 tahun lalu, atau ketika Anda masih kecil dulu? Apa sajakah perubahanannya?
Tuhan menciptakan manusia dengan nafsu dan akal, sehingga dengan kedua hal itu, manusia tumbuh dan berkembang tak hanya dalam segi kuantiti, tapi juga kualiti. Akibat dari hal ini adalah munculnya persaingan yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu, dan kehidupan yang cenderung rumit dan sarat tantangan.
Pada era 1960-1970-an, ketika jumlah penduduk Jakarta masih sangat sedikit, kita hanya menemukan pasar tradisional sebagai pusat transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari, hanya ada SPBU milik PT. Pertamina Tbk sebagai SPBU yang menjual BBM, sepeda masih menjadi sarana transportasi utama sebagian besar masyarakat, dan Jakarta bebas macet. Tapi sekarang, kemacetan merupakan salah satu masalah yang diprioritaskan Pemprov DKI Jakarta untuk diselesaikan, karena masalah ini tak hanya mengganggu kelancaran perputaran roda perekonomian, tapi juga membuat warganya stress. Kemacetan terjadi tak hanya akibat jumlah kendaraan bermotor yang telah mencapai 5,7 juta unit dan jumlah penduduk yang telah mencapai 8,52 juta pada 2009, tapi juga karena pusat transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari tak hanya terjadi di pasar-pasar tradisional, melainkan juga di pasar-pasar modern seperti minimarket, supermarket, dan hypermarket yang pertumbuhannya sangat pesat sejak tahun 2000.
Charles Darwin, ilmuwan yang tersohor dengan teori evolusinya, pernah mengatakan; “It is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change" Bukan makhluk besar dan kuat atau cerdas yang dapat bertahan hidup, akan tetapi yang paling tanggap terhadap perubahanlah”
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam dunia yang begitu cepat berubah dan begitu kompetitif, orang harus punya strategi. Rumus di bawah ini dapat membantu Anda.
1. Faster
Bergeraklah dengan cepat, secepat yang kamu bisa. Jangan stay di suatu tempat meski di situ kamu merasa nyaman. Ingat, perubahan dunia lebih cepat dibanding langkah Anda. Jika Anda baru melangkah satu atau dua langkah, perubahan dunia telah sepuluh langkah di depan Anda, sehingga jika Anda tidak bergerak cepat, Anda akan semakin jauh tertinggal di belakangnya.

2. Better
Saat Anda bergerak cepat, pertahankan kualitas dengan tetap melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain maupun dari yang Anda lakukan di hari kemarin. Contoh simple untuk memahami better adalah, jika Anda membuka usaha di bidang rumah makan, menu apa yang akan Anda sajikan? Yang lebih baik dari rumah makan yang lain, sama saja, atau justru malah tidak lebih baik? Konsumen selalu menginginkan sesuatu yang berbeda dari rumah makan yang dikunjunginya, dan yang lebih baik. Jika menu yang Anda sajikan biasa-biasa saja dan tidak istimewa, konsumen tidak akan menjadikan rumah makan Anda sebagai rumah makan pavorit, sehingga mungkin mereka hanya mampir sekali, setelah itu tidak lagi.

3. Cheaper
Efisien terhadap semua sumber daya. Jika Anda seorang pengusaha, dan perusahaan Anda menghasilkan atau menjual produk, pasarkanlah dengan harga yang bersaing dengan produk lain, atau jika mungkin dengan harga yang lebih murah. Mengapa ritel seperti Carrefour bisa sukses di Indonesia? Mengapa pusat-pusat grosir selalu diserbu konsumen? Untuk dapat memasarkan produk dengan harga yang bersaing atau lebih murah, Anda memang harus memperhitungkan segala sesuatunya agar tidak rugi. Karenanya, bekali diri Anda dengan pengetahuan yang dibutuhkan agar Anda dapat menjual dengan harga yang mampu mendorong usaha Anda menjadi sukses.

Selamat bersaing di-Knowledge Era seperti sekarang ini, karena Hasil akhir yang berkualitas dimulai dari implementasi yang berkualitas (Quality implementation / QI)

Semoga bermanfaat,

Kevin Wu
Result Consultant
Managing Director CoreAction Result Consulting

www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...

Be The Best You Can Be

“Mizone bikin kamu 100%!”
Pernah dengar slogan iklan minuman isotonic itu melalui televisi atau radio? Mengapa Danone Aqua sebagai produsen Mizone menggunakan slogan seperti itu?
“Be 100%” merupakan salah satu kunci untuk sukses, karena dengan 100% orang dapat melakukan sesuatu dengan baik, bahkan sangat baik, karena dengan 100% orang bisa maksimal. Tak heran Danone menggunakan slogan itu, karena Danone pasti ingin Mizone sukses di pasaran.

Dalam iklan minuman yang laris manis di pasaran tersebut, seorang pria muda yang menjadi model digambarkan sebagai orang yang loyo dan tak bergairah, sehingga dia tertimpa sejumlah ban mobil yang jatuh dari atasnya, dan tertinggal oleh tukang ojek yang akan ditumpanginya. Adegan dalam iklan ini mengandung makna, jika Anda loyo dan tidak bergairah seperti itu, banyak hal merugikan terjadi dalam hidup Anda. Karenanya, Anda harus berupanya menjadi 100% agar Anda menjadi manusia yang penuh semangat dan vitalitas.
Dalam dunia usaha, setiap pekerja, apakah yang berada pada posisi sebagai pengambil kebijakan seperti direktur utama dan jajaran direksinya, atau pelaksana kebijakan seperti manajer, dituntut untuk 100% dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, karena mereka mengemban visi dan misi perusahaan. Jika mereka bekerja setengah-setengah, laju pertumbuhan perusahaan akan lambat, bahkan mungkin stagnan, karena mereka akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang tidak ada kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban, seperti chatting melalui Facebook, bermain game on line, mengobrol, tidur, dan lain-lain. Karena tidak melaksanakan tugas dan tangung jawab dengan 100%, maka tentu saja banyak pekerjaan menjadi terbengkalai atau tertunda-tunda penyelesaiannya, sehingga waktu pencapaian goal dapat molor dari jadwal.
Jika Anda mampu bekerja 100%, Anda akan tumbuh menjadi pekerja berkualitas dan menonjol di lingkungan tempat kerja Anda, karena untuk dapat bekerja 100%, secara naluriah Anda akan terdorong untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin (manajemen waktu), dan memanajemini diri Anda sebaik mungkin. Karena kedua hal ini, Anda akan selalu berusaha datang tepat waktu ke kantor, tak suka menggunakan jam kerja untuk hal-hal yang tidak terkait dengan tugas dan tanggung jawab, dan selalu berusaha menyelesaikan semua pekerjaan yang dibebankan sebelum atau tepat pada waktu yang dijadwalkan.
Bagi sebagian orang lembur bukanlah prestasi yang perlu dibanggakan. Orang yang dapat bekerja 100% bahkan tidak membutuhkan waktu lembur, karena semua pekerjaan telah diselesaikan pada rentang jam kerja. Lembur sebenarnya merugikan pekerja, karena lembur membuat waktu istirahat dan waktu bersama keluarga ‘terampas’. Bagi perusahaan pun lembur merugikan, karena harus mengeluarkan dana ekstra untuk membayar waktu lembur pegawai.
Menjadi 100% tentu perlu perjuangan dan komitmen tinggi, karena untuk menjadi seperti ini dibutuhkan kemauan yang kuat, dedikasi yang tinggi, dan loyalitas terhadap perusahaan. Namun sebanding dengan hasil yang akan Anda peroleh. Mau?
Hasil akhir yang berkwalitas dimulai dari Implementasi yang berkwalitas (Quality Implementation / QI)

Salam,
Kevin Wu
QI Consultant
Managing Director CoreAction Training & Consulting

www.qi-leadership.com
www.thecoreaction.com

Read More.. Read more...
Related Posts with Thumbnails

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP