Kevin Berikan Pencerahan Kepada Pengusaha Wanita

Selasa, 22 Maret 2011

Kevin Wu Result Consultant sukses menggugah semangat dan motivasi masyarakat, khususnya pengusaha perempuan pemilik usaha kecil dan menengah (UKM) peserta event Gelar Karya PKBL BUMN 2011 di Hall A dan B Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, yang menghadiri acara Talk Show PKBL 2011 bertajuk “Wanita Bisa Menjadi Pengusaha Sukses” yang diselenggarakan majalah Gatra dan PT. Mediatama Binakreasi di Hal B JCC, di antara stand para UKM, Kamis (18/3/2011).

Dalam acara yang merupakan hari kedua Talk Show tersebut, selain menghadirkan Kevin Wu sebagai pembicara, juga menghadirkan pendiri PT. Mustika Ratu yang juga pendiri Woman Entrepreneurship Organization, Moeryati Sudibyo.

Dalam paparannya tentang suka duka mendirikan PT. Mustika Ratu, Moeryati mengatakan, bahwa ia memulai usaha komestik tradisional dari kondisi kepepet, karena saat itu, pada 1973, suami yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), sudah memasuki masa pensiun. Padahal anak-anak masih bersekolah.

“Waktu itu saya berfikir, bagaimana saya bisa membantu keuangan keluarga. Karena saya dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keraton Solo yang akrab dengan jamu-jamuan tradisional, maka saya putuskan untuk membuat jamu saja. Meskipun saya tidak punya pengalaman berbisnis, dan tidak pernah juga mempelajari cara berbisnis,” ujar salah seorang cucu Hamengkubowono X tersebut.

Dengan bermodal uang Rp. 25.000, Moeryati mulai membuka usaha dengan membuat jamu beras kencur. Semula kalangan istana keberatan karena di intern mereka ada pendapat, bahwa jika wanita bekerja mencari uang, maka dia dapat diianggap merendahkan martabat keluarga dan suami. Namun Moeryati mendobrak hal itu, dan lambat laun, sikap keraton luluh dan akhirnya menyetujui. Apalagi ketika melihat usaha jamunya maju dan berkembang pesat.

Kini, setelah 38 tahun berkiprah, Mustika Ratu menjadi salah satu produk kosmetik tradisional terkemuka di Indonesia, dan bahkan di ekspor ke-20 negara.

Kepada hadirin yang mengikuti Talk Show, Kevin Wu mengatakan, apa yang dilakukan Moeryati untuk bisnisnya itu merupakan hal yang luar bisa, yang sekali lagi membuktikan bahwa seperti halnya pria, wanita pun dapat menjadi pebisnis sukses.

“Untuk menjadi entrepreneur sukses, syaratnya adalah ada hasrat atau kemauan, memiliki mindset atau pola fikir yang benar, serta strategi yang tepat,” ujarnya.


Ia juga mengatakan, bila ingin memiliki usaha sebesar Moeryati, maka orang harus mau meningkatkan value-nya, dan memiliki daya ungkit agar beban seberat apapun dapat ditanggulangi dengan mudah. Dalam karir Moeryati, daya ungkit tersebut berupa pembukaan jaringan distribusi dan mitra bisnis, sehingga sejauh apapun alamat pemesan, jamu dapat dikirimkan dan dipasarkan.

Ketika sesi tanya jawab dilbuka, karena waktu talk show yang terbatas, hanya lima peserta talk show yang mendapatkan kesempatan bertanya. Pertanyaan mereka beragam. Ada yang menanyakan bagaimana membuat karyawan betah bekerja, bagaimana dapat memajukan usaha songkok (peci) yang telah digeluti selama 10 tahun namun tak kunjung berkembang, dan sebagainya.

Pertanyaan-pertanyaan ini dijawab Moeryati dan Kevin sejelas dan setegas mungkin sehingga ketika si penanya ditanya apakah dia mengerti pada apa yang dijelaskan, dia mengangguk atau mengatakan “ya”.

“Saya senang dapat mengikuti talk show ini, karena banyak masukan yang berarti untuk bisnis saya,” ujar Erwina, salah seorang peserta talk show.

Peserta yang lain pun demikian. Mereka merasa, paparan Moeryati tentang perjalanan berbisnisnya memberi mereka inspirasi, sementara penjelasan Kevin membuat mereka mengerti bagaimana cara menjadi pengusaha yang berhasil.

"Saya beruntung mengikuti talk show ini," ujar seorang dari mereka.

Read More.. Read more...

Kevin Berikan Motivasi Kepada UKM

Talk Show Program Kemitraan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan (PKBL) 2011 yang diselenggarakan Majalah Gatra dan PT. Mediatama Binakreasi untuk memeriahkan Gelar Karya PKBL BUMN 2011 di Hall B Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta, Rabu (16/3/2011), sangat powerfull, karena para peserta talk show mendapat pencerahan dari Kevin Wu Result Consultant dan Etty Tedjalaksana sebagai narasumber utama.

Menurut Habib Asyhari, bagian promosi Majalah Gatra, talk show bertema “Bisnis Rumahan Dengan Omzet Ratusan Juta Rupiah” ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan masukan kepada masyarakat, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM), agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dan dapat bersaing secara sehat dengan para kompetitor.

Etty Tedjalaksana, pengusaha batik dan produk turunannya dengan merek “Bhisma Cakti” mengakui, memang tak mudah menjadi entrepreneur, karena selain banyak pesaing, yang namanya berdagang selalu saja ada untung dan rugi, ada laku dan tidak. Ia bahkan mengaku hampir berhenti menjadi pengusaha ketika order sepi dan para tukang yang dipekerjakan di workshopnya, pulang kampung.

“Tapi saya tidak menyerah, dan sekarang sudah punya 24 outlet, antara lain di Pasaraya dan Citos,” katanya.

Etty menjadi pengusaha hanya dengan bermodalkan Rp. 2 juta dan batik yang diutangkan teman-temannya. Dengan bantuan dana bergulir dari Dinas Koperasi dan UKM DKI Jakarta, serta dari PT. Pelindo II karena perusahaannya menjadi mitra binaan instansi-instansi tersebut, kini produknya yang antara lain berupa pakaian batik, sarung batik, bed cover, taplak meja, sarung bantal, sprei, dan lain-lain, memberinya penghasilan puluhan juta rupiah per bulan. Bahkan mulai diekspor.

Kevin Wu yang tampil sebagai motivator entrepreneurship memuji keberhasilan ibu dua anak dengan suami berstatus PNS tersebut. Kepada peserta talk show yang nyaris memenuhi kapasitas kursi yang tersedia, Managing Director CoreAction Result Consulting ini mengatakan, bahwa untuk sukses, seorang pengusaha harus yakin pada bisnis yang digelutinya, dan jangan menyerah.

Kunci sukses menjadi pengusaha ada tiga, yakni hasrat, memiliki mindset yang tepat, dan strategi. Jika punya hasrat, tapi mindsetnya tidak tepat, apalagi tidak punya strategi, jangan harap akan berhasil,” kata dia.

Kevin sempat bertanya apakah ada di antara peserta yang sudah berusaha selama bertahun-tahun, namun belum juga sukses? Banyak sekali peserta yang mengacungkan tangan. Empat peserta yang bersedia naik ke panggung, di antaranya Bapak Syaifullah yang memiliki Teratai Putih Global School; Bapak Pramani, pengusaha di bidang job creator; dan Ibu Hajah Munifah, pengusaha bandeng presto, memaparkan apa alasan mereka sehingga merasa belum berhasil.

“Karena itu saya ingin cepat berhasil,” katanya.

Kepada peserta yang merasa masih belum berhasil, disarankan untuk tidak menyerah dan terus belajar dari kegagalan. Ia juga meminta peserta memegang tiga kunci sukses yang disampaikannya, karena hal itu merupakan modal dasar untuk meningkatkan usaha yang digeluti.

Cara dan gaya penampilan Kevin yang atraktif dan interaktif, membuat suasana talk show tidak membosankan, bahkan powerfull, sehingga ketika Hatim Ilwan, salah seorang redaktur di majalah Gatra yang bertindak sebagai moderator menyilahkan peserta untuk bertanya, enam orang tanpa ragu mengajukan pertanyaan.

“Saya puas dengan jawabannya,” ujar seorang penanya seusai acara.

Read More.. Read more...

Empat Jurus Jadi Bos yang Dicintai

Berapa banyak wanita yang menjadi seorang pemimpin hebat yang Anda ketahui? Margaret Tacher, Eleanor Roosevelt, Hillary Clinton, Madeline Albright, atau siapa lagi? Berapa banyak jumlah yang Anda sebutkan, jumlah mereka tetap tak sebanyak kaum pria yang menjadi pemimpin hebat.

Seperti ditulis Caitlin Friedman dan Kimberly Yorio dalam buku ‘The Girl’s Guide to Being a Boss’, penelitian yang dilakukan sejak awal 1980 menyimpulkan, apa yang diterapkan pria dalam hal kepemimpinan, tidak dapat diterapkan wanita. Bahkan penelitian itu menunjukkan, wanita memang tidak dipersiapkan untuk menjadi pemimpin, sehingga tak heran jika wanita yang menjadi teladan karena kehebatannya dalam memimpin, sangatlah jarang dan cenderung dapat dihitung dengan jari.

Banyak dari kita percaya, bahwa kemampuan memimpin adalah bakat alami, Namun Caitlin dan Kimberly menegaskan, memimpin bukan saja sesuatu yang tidak alamiah, tetapi juga sesuatu yang tak mudah.

Tapi bukan berarti Anda tidak bisa menjadi atasan yang hebat plus dicintai karyawan. Dengan langkah dan metode yang tepat, Anda bahkan dapat menjadi lebih 'perkasa' di mata karyawan dibanding pria.

Berikut tips dari trainer dan konsultan muda Indonesia, Kevin Wu Result Consultant, yang dikutip dari VIVAnews.com :

1. Terapkan pola kepemimpinan situasional
Dari semua model kepemimpinan yang ada, model kepemimpinan situasional merupakan model yang cocok untuk wanita. Sebab, model kepemimpinan ini secara kontinyu dapar menganalisis semua kebutuhan perusahaan dan bawahan. Dengan metode ini Anda dapat menjadi wanita tepat pada tempat dan waktu yang tepat pula.

2. Evaluasi kekuatan dan kelemahan secara kontinyu
Menurut penelitian yang dilakukan secara global, kejelasan organisasi, kemampuan manusia, komitmen karyawan, kepercayaan dan keyakinan diri dalam memimpin merupakan hal penting yang mempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi. Karena itu, lakukan evaluasi secara terus menerus seputar kekuatan dan kelemahan Anda dalam memimpin agar Anda bisa terus produktif.

3. Berdayakan semua kemampuan dalam perusahaan
Menurut Meredith Belbin, penulis 'Management Teams: Why They Succeed or Fail', setiap elemen perusahaan memiliki satu peran, bahkan lebih, yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

Kunci tim yang baik dan efisien adalah menciptakan keseimbangan sehat dari setiap individu, atau identifikasi peran yang Anda butuhkan dari masing-masing anggota tim, meskipun peran itu bukan kemampuan alami mereka.

4. Adil dan bertanggung jawab
Atasan yang baik harus mampu menilai dengan objektif kelebihan dan kekurangan staf. Mampu mengenali dan mengembangkan potensi staf. Berikan kesempatan bagi staf untuk menunjukkan potensinya. Berikan pula penghargaan bagi staf berprestasi.

Selain itu, berani mengambil tanggung jawab. Bila ada tugas tidak berjalan dengan semestinya, seorang atasan yang baik akan mengambil tanggung jawab dan melakukan perbaikan, bukan mencari kambing hitam.

Read More.. Read more...

Talk Show PKBL 2011

Jumat, 11 Maret 2011

Majalah mingguan Gatra bekerjasama dengan Mediatama Binarekeasi menyelenggarakan Talk Show PKBL 2011 di Hall B Jakarta Convention Center pada 16-17 Maret 2011. Penyelenggara memastikan, acara ini sangat menarik karena pada 16 Maret bertema "Binsis Rumahan Dengan Omzet Ratusan Juta Rupiah", dan pada 17 Maret bertema "Wanita Bisa Manjadi Pengusaha Success". Managing Director CoreAction Result Consulting Kevin Wu akan tampil pada 16 Maret senagai Motivator Entrepreneurship.

Read More.. Read more...

CoreAction Kembali Training Karyawan PT. Djarum

Selasa, 08 Maret 2011

PT. Djarum kembali memberi kepercayaan kepada CoreAction Result Consulting untuk memberikan pelatihan bagi karyawan-karyawannya. Kali ini pelatihan diberikan di Hotel Summer Hill, Bandung, Minggu (6/3/2011), untuk 48 karyawan level empat ke bawah atau para supervisor dan staf yang bertugas di kawasan Bandung dan sekitarnya.

“Pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan performa mereka,” Arya Wirayodha Partawijaya, HRD Trainning PT. Djarum.

Berbeda dengan pelatihan sebelumnya, kali ini pelatihan yang diberikan lebih banyak berupa game-game dan simulasi agar para karyawan dua hari sebelumnya, yakni Jumat(4/3/2011) dan Sabtu (5/3/2011) menjalani rapat intern untuk mambahas finansial, tidak jenuh dan stress. Game-game dan simulasi tersebut di antaranya permainan kacang, matematika, kanji transfer, spider tunnel, trust fall, dan gincu mix. CoreAction mengemas pelatihan ini sebagai paket Peak Performance Team (PPT).

“Training ini asyik! Saya merasa plong!” ujar seorang peserta yang Nampak bersemangat setelah mengikuti permainan trust fall. “Saya ketagihan,” ujar seorang yang lain.

Kevin Wu Result Consultant sebagai pemandu training menjelaskan, sesuai permintaan PT. Djarum, training ini lebih ditujukan untuk membina kekompakan tim. “Karena itu lebih banyak game dan simulasi,” ujarnya.

Dalam permainan trust fall misalnya, sebuah kelompok yang dianalogikan sebagai sebuah tim, benar-benar harus kompak, satu kata, dan satu hati, karena jika individu-individu dalam kelompok ini ada satu saja yang ‘mbalelo’, maka tim ini akan menghadapi resiko yang lumayan besar. Pasalnya, permainan ini mengharuskan salah seorang anggota kelompok menjatuhkan diri dari ketinggian, sementara anggota kelompok yang lain harus menangkap tubuhnya. Jika salah satu anggota tim yang bertugas menangkap melakukan tugasnya dengan setengah hati sehingga rentangan tangannya yang digunakan untuk nenangkap, mengendur, maka mungkin sekali anggota tim yang menjatuhkan diri akan jatuh ke halaman hotel yang ditumbuhi rumput gajah Jepang.

Untuk permainan matematika, setiap individu dalam tim dituntut untuk teliti, cermat, dan membaca dulu perintah yang diterakan pada lembar soal, sebelum mengisi soal-soal di bawah perintah itu. Namun demikian hamper semua peserta, karena diberi waktu hanya 60 detik untuk mengerjakan soal, mereka mengerjakannya dengan terburu-buru tanpa membaca dulu perintahnya, sehingga semua jawaban yang diberikan, salah.

Dari semua permainan dan simulasi yang diberikan, para peserta menarik kesimpulan bahwa untuk memiliki tim yang solid yang mampu mencapai setiap target yang diberikan perusahaan, dibutuhkan kerja sama yang baik, komunikasi yang baik, mendahulukan kepentingan tim dibanding kepentingan pribadi, memahami dan menjalankan aturan secara benar, dan lain sebagainya.

“Saya puas pada materi yang diberikan, karena apa yang kita inginkan, kita dapatkan,” kata Arya Wirayodha Partawijaya.

Read More.. Read more...

Merajut Strategi Cemerlang untuk Hasil Akhir Yang Memukau

Selasa, 22 Februari 2011

Seberapa besar sumber daya yang dihabiskan untuk mendapatkan hasil yang telah Anda peroleh sampai dengan hari ini? Apakah Anda sering merasa frustasi akibat selalu sibuk mengerjakan tugas harian yang menumpuk akan tetapi hasilnya masih jauh dari target yang ingin Anda raih? Dan bagaimana hasil akhir dari rencana atau strategi yang telah Anda buat untuk organisasi Anda selama ini?

Sebagian orang cukup bermasalah dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, bagaimana dengan Anda? Kita didesak untuk mencapai tujuan-tujuan (baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi). Di sisi lain kita juga dihadapkan oleh pilihan yang terbatas setiap harinya. Hal ini menyebabkan sebagian orang merasa hidupnya seperti berlari di dalam sebuah roda raksasa, persis seperti permainan roda bagi (tikus) “hamster”. Sekuat-kuatnya berlari tetapi sebenarnya ia tidak berpindah tempat.

Kita (Anda, Saya dan bahkan sebagian besar anggota tim Anda) sering terjebak dalam kegiatan-kegiatan kecil yang menghabiskan banyak energi, waktu dan sumber daya lainnya, seperti membaca, menerima dan membalas email, menjawab telepon, membalas pesan yang masuk, membaca laporan, melihat koran, browsing internet, berbincang, dan lain lain akan tetapi ketika kita menyadarinya ternyata waktu sudah berlalu begitu cepat sehingga Anda sudah harus mempersiapkan diri menuju ke jadwal lainnya. Singkatnya, kita sering kali “sibuk” akan tetapi tidak banyak hasil memuaskan yang bisa kita raih. Kondisi ini terjadi terus menerus sepanjang hari bahkan sepanjang hidup bagi sebagian besar orang.

Di sisi lain harus diakui, untuk mencapai tujuan, butuh perencanaan matang. Dan agar tujuan tercapai, tindakan yang dilakukan haruslah fokus, terukur, dan terarah. Sejak diperkenalkan sebagai sebuah konsep, dunia bisnis dan segala hal yang berkaitan dengannya, membutuhkan lebih dari sekedar rencana. Dan seiring dengan berjalannya waktu, bermunculan banyak konsep, teori, strategi, kiat, dan rencana agar bisnis yang dijalankan sukses, sesuai keinginan dan perspektif teori tersebut.

Sampai dengan hari ini masih sedikit metode yang membahas tentang tata cara agar semua aturan dan strategi tersebut dapat benar-benar diimplementasikan, sehingga target Anda benar-benar tercapai. Implementasi yang dimaksud bukan saja berguna bagi Anda untuk mengerjakan rencana pribadi, akan tetapi juga berlaku bagi Anda yang berperan sebagai pemimpin di perusahaan, karyawan, dan maupun organisasi pada umumnya.

Implementasi atau dalam terjemahan bebas disebut pelaksanaan, adalah tindakan kongkrit dalam proses untuk mewujudkan strategi dan rencana yang telah ditetapkan. Ada 3 (tiga) alasan utama kenapa implementasi yang berkwalitas (QI) sangat sulit dilakukan di sebuah organisasi:


Pertama, Strategi yang telalu “canggih”

Sebagai pemimpin, Anda boleh saja memiliki segudang ide, blue print, rencana atau master plan yang sangat luar biasa, namun jika semua hal tersebut tidak bisa diimplementasikan oleh tim kerja, so what? Sebagian pemimpin sangat bangga jika mampu melahirkan strategi maupun rencana “canggihnya” akan tetapi ironisnya semakin tinggi dan canggih strategi tersebut semakin sulit dan susah pula bagi anggota tim untuk mengimplentasikannya. Sehingga mudah ditebak bagaimana hasil akhir yang akan diperolehnya.

Kedua, Pekerjaan-Pekerjaan Kecil yang Menumpuk

Kendala implementasi juga muncul ketika kita terlalu banyak kesibukan untuk menyelesaikan “hal-hal kecil” – seperti yang telah disampaikan di atas - sehingga hal-hal yang “benar-benar penting” tidak terurusi. Hal ini terjadi terus-menerus setiap hari sampai-sampai Anda tidak menyadarinya bukan? Kita baru terkaget-kaget ketika dead-line tiba hasil akhirnya masihlah jauh dari target semula. Pekerjaan-pekerjaan kecil seperti sekedar membalas sms, email, dan pesan-pesan yang tidak relevan di waktu kerja tanpa disadari juga banyak menghabiskan waktu produktif. Hal-hal seperti ini sering juga menguras perhatian dan energi kita.

Ketiga, Rendahnya Komitmen Tim
Rendahnya komitmen dan kontribusi anggota tim terhadap tujuan utama organisasi juga merupakan penyebab utama rendahnya budaya implementasi di dalam perusahaan. Saya sering mengibaratkan organisasi seperti sebuah mobil dengan anggota tim sebagai roda-rodanya. Rendahnya komitmen dan kontribusi anggota tim tadi seperti karatan yang menumpuk dan diperparah dengan kurangnya pelumas yang menyebabkan berhentinya roda-roda tersebut.

Tapi oke-lah, mungkin tidak semua roda berhenti, masih ada roda-roda yang masih bisa bergerak di organisasi Anda saat ini. Maksudnya masih ada orang-orang yang memiliki komitmen yang tinggi untuk terus mendorong perusahaan Anda maju ke depan, tetapi berapa banyak jumlah mereka? Menurut survey yang kami peroleh, jumlah mereka yang memiliki komitmen tinggi di dalam perusahaan tidaklah signifikan, ini artinya mereka adalah kaum minoritas jika dibandingkan dengan jumlah mereka yang tidak memiliki komitmen. Kelompok ini kami sebut “roda berkarat”.

Belum lagi ada sekelompok orang yang dengan sengaja mengambil keuntungan pribadi di dalam perusahaan. Mereka adalah orang-orang yang sering menjual data-data penting ke pihak lain, mereka juga bisa mendapatkan keuntungan dengan memberikan laporan palsu atau mark-up atas biaya-biaya tertentu, celah lain adalah mencuri sesuatu dengan memanfaatkan kelemahan system internal, dan masih banyak cara kerja mereka yang kesemuanya merugikan organisasi secara langsung. Kelompok ini kami namakan kelompok “roda mundur” karena gerak langkahnya jelas menarik mundur organisasi yang ingin bergerak maju.

Lalu bagaimana sebuah mobil dapat melaju kencang jika yang bergerak hanyalah 1 atau 2 roda saja sedangkan roda lainnya diam atau bahkan berjalan mundur?

Sudah saatnya Quality Implementation (QI) menjadi perhatian Anda untuk menghidupkan kembali energy serta antuasias tim kerja Anda agar berkinerja optimal dengan cara menetapkan prinsip-prinsip dalam menciptakan tindakan (implementasi) yang berkualitas menjadi budaya dalam organisasi, karena untuk melaksanakan rencana maupun mencapai tujuan besar Anda dibutuhkan tindakan nyata, tetapi bukan sekedar tindakan biasa bukan pula tindakan seadanya, akan tetapi “tindakan yang berkualitas” dari seluruh individu di dalam tim Anda.

Saya juga bermimpi agar kelak Implementasi Berkualitas (QI) juga dapat menjadi Budaya Bangsa Kita tercinta ini. Dengan segala kekayaan dan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia saat ini, sungguh menyedihkan masyarakat kita masih belum mampu bersaing dan tampil percaya diri di pentas dunia. Salah satu penyebab utamanya adalah lemahnya kwalitas sumber daya manusia serta budaya kerja yang masih jauh dari kata “berkwalitas”.


Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas, dimulai dengan implementasi yang berkwalitas (QI), Semoga bermanfaat. Artikel ini telah dipublikasikan di majalah Marketing edisi Januari 2011.

Read More.. Read more...

Cara Pintar Delegasikan Tugas

Selasa, 15 Februari 2011

Kerja tim baik adalah yang mampu, bersedia, bahkan rela berpartisipasi secara aktif, serta memberikan performa terbaiknya bagi pekerjaan dan perusahaan. Untuk menggerakkan tim hingga seperti ini, atasan perlu mendelegasikan tugas-tugas kepada bawahan, karena sebagai pemimpin, tentu banyak tugas yang diemban dan tak mungkin ditangani sendiri.

Namun, seperti saya kutip dari www.advancingwoman.com, banyak pemimpin, terutama wanita, merasa ragu membagikan tugas atau pekerjaan kepada anggota timnya. Alasannya, mereka menganggap bisa menangani tugas-tugasnya sendiri, merasa wajar jika mengerjakan sendiri sesuatu yang menjadi keahliannya, karena wanita sukses kebanyakan merupakan tipe manusia perfeksionis, dan karena jika melakukannya sendiri, mereka yakin hasilnya akan sempurna.

Atasan yang memberikan pendapat seperti itu tidak menyadari kalau selain merepotkan diri sendiri, dia juga telah menjadikan dirinya sebagai pemimpin tidak baik. Yang perlu dipahami seorang pemimpin adalah, selain mengemban amanat untuk memajukan perusahaan, dia juga memiliki tanggung jawab untuk mendorong anggota timnya agar mampu berpoduktivitas secara maksimal.

Mendelegasikan tugas bukan berarti memberikan instruksi tentang apa yang harus dilakukan, melainkan untuk memastikan bahwa setiap target yang ditetapkan dapat dicapai. Agar Anda tidak fobia mendelegasikan tugas, berikut tips dari saya, dan tips ini telah dipublikasikan di VIVAnews.com pada 14 Februari 2011.

1. Lihat kemauannya
Segala sesuatu harus dilandasi oleh kemauan kuat. Anggota tim yang memiliki kemauan yang kuat pantas anda berikan tanggung jawab lebih agar kelak mereka dapat mendapatkan posisi yang lebih baik. Sebab, bagi individu yang memiliki kemauan, segala rintangan akan dihadapinya untuk menyelesaikan misinya.

2. Ukur kemampuannya
Setiap individu punya kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu Anda harus menyesuaikan pekerjaan atau tugas yang sesuai dengan kompetensi orang tersebut. Anda pun perlu mencermati seberapa dalam pengetahuan dan keahlian serta perilakunya.

3. Berdayakan dirinya
Sebagai pimpinan Anda harus membangun komunikasi yang terbuka dan jujur. Berikan juga umpan balik yang memberdayakan agar si individu dapat terus tumbuh dan berkembang sehingga kelak semakin banyak lagi tugas serta tanggung jawab yang mampu ditanggung sehingga di sisi lain semakin meningkat pula kesejahteraannya.

Read More.. Read more...

Apa Yang Membimbing Kita ke Jalan Kesuksesan?

Minggu, 13 Februari 2011

Pertanyaan pada judul artikel ini sering saya ajukan di awal kelas pelatihan yang biasa kami selenggarakan. Sebagian besar orang akan menjawab; kejujuran, keuletan, kesempatan, keberanian, kepemimpinan, dan lain lain. Tentu saja jawaban tadi tidak ada yang salah, namun menurut Stephen R. Covey dalam buku Everyday Greatness, yang membimbing kita menuju ke jalan kesuksesan adalah PILIHAN.

Ya, karena pilihanlah Anda berada di tempat ini sekarang. Karena pilihan jugalah anda memilih tempat kuliah, pasangan hidup, memulai karier atau bisnis, memilih peluang-peluang yang datang menghampiri, memilih aktifitas rutin produktif atau sekedar menghabiskan waktu dan masih banyak lagi.

Setiap hari kita selalu dihadapkan oleh berbagai pilihan, baik pilihan minor maupun pilihan mayor, dan pilihan-pilihan itu menunggu untuk kita putuskan. Pilihan minor contohnya adalah memilih pakaian apa yang akan digunakan, sedang pilihan Mayor di antaranya memilih pasangan hidup, tempat bersekolah, tempat berkarir dan lain sebagainya. Pilihan-pilihan ini saya ilustrasikan seperti pintu di hadapan kita yang menunggu untuk dibuka. Pilihan minor diilustrasikan dengan pintu kecil, dan pilihan mayor seperti gerbang yang besar. Banyaknya pilihan juga menunjukkan jumlah dari pintu tersebut.

Yang menarik adalah, di balik setiap pintu terdapat hal-hal yang kadang kala tidak kita duga. Hal tersebut bisa menyenangkan, tapi bisa juga mengecewakan. Apapun hal-hal yang didapat, harus diterima karena hal itu merupakan konsekuensinya. Setelah beberapa waktu mengalami hal-hal tersebut, kita kemudian dihadapkan kembali oleh pintu-pintu lainnya di depan kita. Setiap pilihan menghantarkan kita pada pilihan-pilihan lain berikutnya. Sama pula dengan pintu-pintu tersebut.

Kita tidak bisa berjalan mundur setelah membuka salah satu pintu tersebut, oleh karena itu sebelum menentukan pilihan, kita harus benar-benar mempertimbangkannya dengan matang. Akan tetapi hal ini jugalah yang menyebabkan banyak orang yang tidak berani membuka beberapa pintu, terlebih gerbang besar (baca: pilihan mayor), mereka terlihat bingung, plin-plan dan tidak memiliki keberanian untuk menghadapi konsekuensi atas pilihan mereka tersebut.

Akhirnya mereka hanya duduk bertumpu pada dagu dan lama kelamaan akan terpinggirkan dari arena kehidupannya sendiri. Posisi mereka yang sebelumnya adalah “pemain” telah berubah menjadi “penonton”, sebelumnya “subjek” kini menjadi “objek”. Kondisi ini sangatlah kontras dimana sebelumnya sebagai “pemain” mereka dapat mempengaruhi jalannya permainan, kini sebagai “penonton” mereka hanyalah menjadi penggembira. Sedangkan sebagai “subjek” mereka menjadi pelaku, kini sebagai “objek” mereka hanya sebagai pelengkap penderita. Penonton hanya bisa bersorak gembira jika ada salah seorang koleganya berhasil, tetapi keberadaan mereka tidaklah terlalu berarti bagi sang pemenang. Dan ketika mereka menyadarinya sisa waktunya tidaklah lama lagi, mereka menyerah dalam kekalahan dan kehampaan. Menyedihkan bukan?

Sebagian dari kita mungkin pernah memainkan peran “penonton” tadi, bukan? Sebelum terperosok lebih jauh mari kita kembalikan pernyataan di atas, “PILIHANLAH yang membimbing kita menuju ke jalan kesuksesan”, lalu akan muncul pertanyaan pilihan seperti apa yang Anda maksud? Ada 3 (tiga)acuan yang dapat Anda jadikan pegangan dalam menentukan PILIHAN setiap hari.

Pertama, Pilihan Untuk Bertindak
Kita selalu punya pilihan untuk berperan aktif menentukan jalan hidup sendiri atau diam dan pasrah menerima segala sesuatu?

Kedua, Pilihan Yang Berprinsip
Kita juga punya pilihan untuk menjalani kehidupan kita sesuai dengan prinsip-prinsip universal yang sudah teruji atau kita malah memilih menjalani kehidupan dengan menentang prinsip-prinsip tersebut?

Ketiga, Pilihan Yang Bertujuan
Setiap pilihan akan menghantarkan kita pada tahapan-tahapan berikutnya. Orang-orang yang memiliki tujuan dalam hidupnya akan mempertahankan pilihan-pilihan yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.

Lalu, apa Pilihan Anda hari ini?

(Artikel ini telah dipublikasikan di Majalah Mingguan Gatra edisi 16 Februari 2011)

Read More.. Read more...

CoreAction Training Karyawan HRD PT. Telkom

Minggu, 06 Februari 2011

PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk memberikan kepercayaan kepada CoreAction Result Consulting untuk memberikan training kepada 29 orang manajer dan staf di bagian Human Resources Development (HRD). Pelatihan diselenggarakan pada Selasa (1/2/2011) dan Rabu (2/2/2011) di Hotel Griya Astuti, Puncak, Bogor, Jawa Barat.

“Pelatihan ini memberikan pencerahan yang selama ini terpendam,” tulis Budiharto, salah seorang karyawan PT. Telkom, pada kuesioner yang dibagikan seusai pelatihan.

CoreAction mengemas materi training dalam program Neo Peak Performance Camp (NPPC), salah satu program pelatihan unggulan CoreAction yang selalu diselenggarakan di luar kota. Selama training diberikan, dua trainer CoreAction yang memandu pelatihan ini, Kevin Wu dan Adi Putra Widjaya, membangun suasana yang komunikatif, interaktif, dan menyenangkan dengan cara menyelipkan guyonan-guyonan dan memberikan game-game untuk mensimulasikan maksud dari materi yang disampaikan.

Misalnya game berupa permainan golf. Melalui permainan ini, CoreAction memberitahu bahwa dalam melakukan sesuatu hendaknya setiap orang mengukur dulu tingkat kemampuannya, karena jika ambisi terlalu besar dibanding kemampuan, apa yang ingin dicapai sulit didapat. Juga, harus ada motivasi yang kuat, sehingga dalam mengejar apa yang diinginkan, menjadi bersemangat dan sungguh-sungguh.

Selain materi ini, karyawan PT. Telkom yang mengikuti training juga diingatkan tentang bakat yang diberikan Tuhan kepada manusia yang penting untuk dikembangkan agar dapat mencapai keberhasilan, baik bakat sebagai orang yang diberi kekuatan dalam hal pendengaran (auditory), penglihatan (visual), gerakan (kinestetik), penciuman (olfactory), ataupun pengecapan (gustatory). Banyak orang yang hidupnya tidak berhasil karena tidak menyadari atau bahkan mengabaikan anugerahnya ini, serta tidak mengembangkannya secara maksimal.

Para karyawan Telkom juga diingatkan kembali tentang pentingnya menggunakan dan mengucapkan kata-kata secara tepat dan benar, karena kata-kata yang keluar dari mulut seseorang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi jalan kehidupannya.

Read More.. Read more...

Mengundang Kupu-kupu

Selasa, 01 Februari 2011

Masalah finansial merupakan salah satu sumber gangguan kesehatan bagi sebagian besar orang. Survei perusahaan asuransi AXA pada 2010 mengungkapkan, dalam 12 bulan terakhir, 63 persen orang yang mengalami kesulitan keuangan menjadi stres. Bahkan orang yang bekerja di puncak karier, seperti manajemen puncak, juga mengalaminya, karena sebanyak 21 persen top manajer merasa tertekan akibat masalah finansial. Sementara stres akibat pekerjaan hanyalah 9 persen.


Seberapa besar penghasilan yang kita dapat, sangat tergantung pada cara dan mindset kita dalam bekerja. Tak sedikit orang yang setiap hari bekerja keras, banting tulang, sehingga diibaratkan kepala dibuat kaki dan kaki dibuat kepala, penghasilannya tetap saja minim, dan karir pun tidak beranjak, hanya di situ-situ saja. Mengapa?

Dulu, sebelum teknologi dan ilmu pengetahuan belum secanggih dan semaju saat ini, otot merupakan andalan utama untuk mendapatkan finansial. Semakin kuat tenaga dan semakin kekar otot yang dimiliki, harapan untuk mendapatkan penghasilan banyak semakin besar. Kini, dimana fungsi otot dapat digantikan mesin, paradigma orang untuk mendapat penghasilan bergeser. Alih-alih menggunakan otot, kini mereka menggunakan otak. Itu sebabnya orang yang sadar benar apa arti kesuksesan dan kesejahteraan hidup, akan berupaya untuk dapat menempuh pendidikan setinggi mungkin. Bahkan jika ada, S4 pun dikejar.

Strategi dan Pola berpikir! Itulah kunci untuk memperoleh kebebasan finansial pada saat ini. Dengan memberdayakan pikiran semaksimal mungkin, orang dapat sukses dan kaya raya tanpa harus bercucuran keringat setiap hari. Namun demikian banyak orang berkata, “Oh, saya sudah menggunakan otak saya secara maksimal. Saya pelajari ini itu, saya fikirkan ini itu, dan sebagainya. Tapi hasilnya tetap sama saja”.
Mungkin ada yang salah dari yang Anda lakukan. Atau mungkin juga cara yang Anda gunakan kurang tepat.

Umumnya orang-orang yang berada pada posisi puncak bukanlah orang-orang yang harus bercucuran keringat ketika bekerja. Sebaliknya, mereka bahkan duduk dalam ruangan yang luas, nyaman karena bersih dan ber-AC, dan lengkap dengan semua perabotan yang dibutuhkan, seperti televisi, DVD, bahkan kulkas. Penghasilan mereka pun besar. Bahkan teramat besar. Mengapa? Karena mereka tahu caranya.

Materi yang membuat kita kaya raya dan hidup nyaman laksana kupu-kupu dengan sayap indah berwarna-warni dan menggugah hasrat orang untuk menangkapnya. Maka dibuatlah jaring besar dan kupu-kupu itu dikejar. Jika dianalogikan dengan aktivitas orang mencari nafkah, itulah yang banyak terjadi setiap hari; mengejar materi dengan jaring hingga bercucur keringat, namun kupu-kupu belum tentu tertangkap.

Mengapa cara berfikir ini tidak kita balik, sehingga kupu-kupu lah yang mendatangi kita? Tak mungkin? Oh, mungkin saja, karena pada prinsipnya, segala sesuatu menjadi mungkin jika Anda BENAR-BENAR MAU.

Kupu-kupu sangat menyukai bunga-bunga berwarna-warni dan harum semerbak, karena nektar (madu bunga) yang menjadi makanannya, ada pada kelopak bunga-bunga itu. Jadi tanamilah kebun atau pekarangan rumah Anda dengan tanaman bunga, dan rawat, serta tingkatkan dari waktu ke waktu. Dijamin, banyak kupu-kupu akan datang tanpa diundang. Jika ini pun dianalogikan dengan cara kita mencari nafkah, maka jadikanlah diri kita semenarik, sehebat, dan sebagus mungkin sehingga orang tahu, melihat, dan akhirnya membutuhkan kita serta memberi kita pekerjaan/proyek. Hal ini tentu saja perlu kemauan, ketekunan, dan modal, tapi jika dibandingkan dengan hasil yang akan Anda dapat kelak, ‘pengorbanan’ itu tak seberapa.

Jangan pernah merasa cukup pada apa yang telah Anda miliki dan dapatkan, dan jangan pula menjadi yang biasa-biasa saja. Saat ini dunia kerja dan bisnis begitu kompetitif sehingga pesaing Anda pun takut dikalahkan. Maka tingkatkan terus diri Anda agar kemakmuran dapat diraih tanpa harus berlelah-lelah mengejarnya.



(Artikel ini telah dimuat di majalah mingguan GATRA edisi 27 Januari - 2 Februari 2011)

Read More.. Read more...

Meraih Target 2011

Kamis, 27 Januari 2011

Tahun 2010 telah berlalu dan kini tahun 2011 kita tapaki. Seperti halnya tahun-tahun lalu, tahun inipun agenda para leader pasti penuh dengan berbagai program dan strategi guna mencapai goals. Bahkan sebelum pergantian tahun terjadi, program dan strategi telah dirancang agar begitu tahun baru dimulai, program dan strategi telah dapat dilaksanakan.

Target laksana harta karun yang harus dikejar, diburu, dan didapatkan, karena sangat mempengaruhi pergerakan perusahaan dalam bisnis yang digeluti. Jika target tercapai, perusahaan tumbuh seperti yang diharapkan. Jika tidak, maka sebaliknya. Karenanya, perusahaan ‘menekan’ para leader agar jangan ada satu pun goal yang lepas dari bidikan.

Meski laksana harta karun, target bukanlah sesuatu yang menakutkan dan sulit untuk didapatkan. Jika kita memiliki peta yang tepat untuk menjangkaunya, kita relatif akan dapat melangkah dengan lancar dan cepat ke arahnya, karena kita tahu ke arah mana saja kita harus menuju, dan jalan yang mana saja yang harus dilalui. Tapi tentu saja, sebelum peta dibuat, target yang dibuat pun harus jelas dan signifikan sehingga ketika akhirnya target didapat, hasilnya memuaskan.

Pada prinsipnya, target yang baik adalah target yang dapat menarik minat orang-orang di dalam maupun di luar tim, sehingga proses pencapaian target itu mendapat dukungan penuh dari semua pihak yang terkait. Selain itu, target juga harus signifikan, relevan, dan terukur. Target seperti ini disebut very attractive goals (VAG).

Mengapa target harus dibuat dengan jelas? Karena jika target Anda kabur atau abu-abu, Anda dan tim akan seperti sekawanan orang buta yang harus berjalan dengan meraba-raba, karena Anda dan tim tak tahu persis apa sebenarnya yang ingin Anda capai, dan kemana jalannya. Unclear goals bahkan hanya akan membuat Anda membuang banyak waktu, energi, dan biaya, namun tanpa hasil yang memuaskan.

Target harus signifikan
karena perusahaan tentu saja ingin tumbuh dalam skala yang tidak biasa agar dapat bersaing dengan kompetitor, bahkan kalau perlu keluar sebagai pemenang dalam persaingan yang terjadi. Target yang signifikan juga akan membawa perusahaan tumbuh melebihi yang diharapkan, sehingga bahkan mungkin dapat berkembang secara fenomenal.

Untuk menentukan apakah target yang dicapai relevan ataukah tidak, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Misalnya, apakah target itu sepadan dengan kemampuan, kapasitas, dan daya dukung yang ada dalam perusahaan, dan apakah sesuai dengan kondisi terkini baik di dalam maupun di luar perusahaan. Tahun ini Anda mungkin dapat berharap banyak, karena meski prospek perekonomian global pada 2011 diprediksi melambat, namun Bank Indonesia (BI) memperkirakan kalau pelambatan itu justru akan membuat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi dibandingkan 2010. Bahkan karena prospek ini, pemerintah dan Komisi XI DPR sepakat untuk meningkatkan proyeksi angka pertumbuhan 2011 dari 6,3% menjadi 6,4%. Data-data seperti ini akan membantu Anda memperkirakan sebesar apa target harus dicapai, dan sebesar apa rintangan yang akan dihadapi.

Jika VAG telah ditetapkan, Anda tinggal membuat peta yang akan menjadi ‘penunjuk jalan’ bagi Anda dan tim untuk mencapai target. Untuk membuat peta ini, Anda dan tim hanya perlu mencari elemen kunci yang dapat mendorong dan mempengaruhi pencapaian target Anda. Elemen-elemen ini disebut key drivers.

Ada tiga elemen yang wajib Anda pertimbangkan untuk membuat peta jalan menuju pencapaian goals. Yakni, analisa keberhasilan Anda atau orang lain di masa lalu yang goalsnya identik dengan yang Anda dan tim ingin capai. Kedua, analisa sumber penghambat utama yang mungkin akan Anda dan tim hadapi dalam proses pencapaian goals. Dan ketiga, analisa kebutuhan ‘konsumen’ Anda dan penuhi.

Dengan menciptakan target yang jelas dan membuat peta jalan yang benar, target takkan lolos dari bidikan Anda.



(artikel ini telah dipublish oleh majalah Gatra edisi 19 Januari 2011)

Read More.. Read more...

Kiat Mempertahankan Pertumbuhan

Minggu, 16 Januari 2011

Artikel ini bertutur tentang bagaimana seorang pemimpin meningkatkan komitmen dan kontribusi dari seluruh anggota timnya.
Seperti kita tahu, anggota tim di sebuah organisasi banyak yang tidak memiliki komitmen, kontribusi yang rendah, serta tidak produktif. Ini disebabkan lima hal.

Pertama, kepemimpinan yang buruk. Kedua, tujuan yang tidak jelas. Ketiga, tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Keempat, budaya negatif yang kronis di dalam organisasi. Dan kelima, buruknya sistem kompensasi yang ada.

Apa akibat dari buruknya system kompensasi di sebuah perusahaan? Anda mungkin pernah juga mengalami demotivasi ketika bekerja di tengah lingkungan yang tidak menghargai secara layak semua jerih payah maupun pengorbanan yang terkadang sudah diberikan lebih dari apa yang merupakan kewajiban kita? Ya, itu jugalah yang dirasakan oleh tim kerja di sebuah organisasi yang tidak memberikan system kompensasi yang layak, tentu saja hal ini berdampak langsung terhadap penurunan kinerja, motivasi merosot, komitmen rendah sampai kontribusi yang negative. Parah bukan? Sebagai pemimpin di level manapun Anda saat ini, marilah membuat perubahan sebelum kondisi ini menjalar pada kerusakan-kerusakan lainnya.


Sustainability Circle

Gambar di samping ini adalah konsep yang disebut “Sustainability Circle” atau lingkaran pertumbuhan yang berkesinambungan. Konsep ini secara sederhana menunjukkan bahwa upaya (effort) dipengaruhi oleh motivasi (motivation) dan motivasi dipengaruhi oleh kompensasi (reward) yang didapatkan, dan demikianlah seterusnya.

Sehingga jika pemimpin atau organisasi ingin meningkatkan sumbangsih karyawannya maka harus dimulai dengan memberikan reward atau kompensasi yang baik pula, hal ini akan berdampak langsung terhadap motivasi mereka yang akan terangkat sehingga berpengaruh langsung terhadap peningkatan upaya dan peran dari tim kerja tersebut. Demikan juga sebaliknya.

Sebagian orang mungkin berangapan bahwa hal ini sangatlah sederhana, bagaimana mungkin hal sesederhana ini mampu menyelesaikan persoalan yang begitu pelik di dalam organisasinya? Benar, hal ini memanglah sederhana (secara konsep) tetapi dalam prakteknya ketika menjalankan aktifitas training dan konsultasi kami (CoreAction Result Consultant) masih sering menjumpai beberapa perusahaan yang rendah produktifitasnya hanya karena anggota timnya yang kecewa atas kompensasi yang mereka peroleh selama ini.


Reward System

Beberapa pemimpin beranggapan bahwa sistem kompensasi tersebut bukan merupakan kewenangannya, hal tersebut merupakan keputusan perusahaan melalui petinggi-petingginya sehingga ia sama sekali tidak dapat berbuat apa-apa apalagi jika orang tersebut hanyanya Junior Manager yang tidak bersinggungan langsung dengan sistem pengajian di dalam perusahaannya. Alhasil konsep “Sustainability Circle” (reward-motivation-effort) ini tidak relevan dan tidak dapat ia terapkan di dalam tim kerjanya.

Anggapan tersebut tentu saja tidak tepat, karena system kompensasi yang kami sarankan tidak selalu berbentuk “Finance” atau “Uang” saja, ada reward-reward lain diluar faktor itu yang disebut “Non-Finance” yang dapat berupa pengakuan langsung dari atasan, perayaan atas pencapaian prestasi tertentu, sertifikat atau piagam perhargaan dan lain sebagainya. Dan sudah jelas semua pemimpin mampu melakukan ini untuk memotivasi tim kerjannya asal mereka mau dan peduli. Jika sebagai pemimpin, Anda memiliki keterbatasan untuk memberikan reward yang bersifat uang, maka maksimalkanlah reward yang berupa “non-finance” tadi.

Coba saja jika ada anggota tim yang benar-benar berprestasi Anda undang ke ruangan Anda secara pribadi, lalu Anda bantu rancang masa depan kariernya dengan cara memberikan nasihat-nasihat tentang kinerjanya, tentang kelebihan-kelebihan yang dapat dia tingkatkan maupun kekurangan-kekurangan yang harus dikikisnya. Atau jika Anda punya sedikit budget, Anda bisa mengajak sekelompok bawahan berprestasi di bulan ini untuk sama-sama makan siang secara ekslusif dengan Anda, dan momen tersebut mereka diperbolehkan memberikan masukan-masukan bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang, dan masih banyak lagi aktifitas sejenis ini yang dapat Anda selenggarakan secara rutin maupun pada event-event khusus.

Uang Bukanlah Alasan Utamanya

Sebuah survei yang dilakukan oleh konsultan sumberdaya manusia terkemuka Watson Wyatt dengan tema WorkIndonesia 2004/2005. Yang merupakan penelitian yang paling komprehensif dan pertama dilakukan di Indonesia dan Asia mengenai komitmen, sikap, dan pandangan karyawan. Survei ini diikuti oleh lebih dari 8.000 responden aktual dari 46 perusahaan di 14 industri utama di Indonesia. Jumlah responden itu menyumbang 9% dari total sampel penelitian WorkAsia, yang dilakukan di 11 negara, meliputi 515 perusahaan, dan 115.000 responden actual.

Dalam survey ini juga ditanyakan apa alasan seseorang untuk terus bekerja di perusahaan tempat ia bekerja saat ini dan juga apa alasan seseorang pindah kerja, dan lima jawaban teratasnya adalah;
• Memberikan peluang lebih baik untuk mendayagunakan keahlian
• Menyediakan peluang training dan pengembangan diri yang lebih baik
• Perusahaan tempatnya bekerja tersebut memiliki prospek sukses lebih baik di masa depan
• Paket kompensasi yang lebih baik
• Peluang karir yang lebih baik
Sehingga cukup jelas, Uang bukanlah alasan utamanya.

Oleh sebab itu, artikel ini ingin mengingatkan kembali bahwa sebagai pimpinan di level manapun kita dapat berbuat sesuatu untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkesinambungan perusahaan kita dengan cara meningkatkan motivasi tim kerja yang mana dapat bersumber dari reward yang bersifat finance maupun non-finance.


Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas, dimulai dengan implementasi yang berkwalitas (QI), Semoga bermanfaat.

Read More.. Read more...

Key Drivers, Peta Jalan Mencapai Target

Target adalah sebuah ‘kata sakti’ yang mampu membuat orang “panas-dingin” hingga ketakutan setengah mati, atau justru menjadi sangat bersemangat sehingga seolah memiliki energi berkali-kali lipat untuk bekerja. Mengapa? Karena target dapat menjadi cermin yang begitu transparan bagi seorang pemimpin untuk ‘melihat’ bagaimana prilaku dan etos kerja anak buahnya. Jika ada di antara mereka yang selalu mencapai target, pimpinan dapat menebak bahwa anak buahnya yang satu ini sangat rajin, penuh dedikasi, dan layak dipromosikan. Atau sebaliknya?

Seorang teman yang berkerja di sebuah perusahaan otomotif terkemuka di Jakarta, pernah bercerita tentang bagaimana bingung dan takutnya dia ketika mendapat target yang menurutnya akan sangat sulit dia capai. “Bayangkan,” katanya dengan semangat curhat yang menggebu-gebu, “Bos ngasih gue target harus mampu ngejual minimal 30 unit motor untuk Januari 2010 ini. Padahal, sekarang saja (Desember 2009-red), gue cuma bisa ngejual 10 unit. Itu pun gue udah termehek-mehek!” katanya.

Tom, temanku itu, mengaku, dia sempat tak bisa tidur karena terbayang akan didepak dari perusahaan bulan depan. Dia bahkan mengaku tak tahu apa yang harus dilakukan untuk dapat memenuhi target tersebut, dan mulai berfikir untuk mencari pekerjaan baru.

Banyak dari kita selalu takut, khawatir, dan bingung jika mendapat beban yang dianggap tak biasa dan melebihi kemampuan yang kita miliki. Ini terjadi karena kita selalu berfikir, bahwa ini sulit, ini tak mungkin dikerjakan, ini tak mungkin dicapai, aku tak bisa melakukannya, dan sebagainya. Padahal, apa yang kita fikirkan, itulah yang akan terjadi, karena ketika kita berfikir; “AKU TIDAK BISA”, maka pikiran sadar & bawah sadar kita akan mencari cara membuktikan bahwa kita memang tak bisa.

Tapi jika kita berfikir; “OH, AKU BISA”, meski pada saat itu kita tak tahu caranya, tetapi energi dan seluruh sumber daya dalam diri kita akan membantu mencarikan jalannya, sehingga kita sering memiliki motivasi dan kemampuan untuk mengerjakan hal itu hingga tuntas. Fikiran merupakan salah satu karunia yang maha dahsyat dari Tuhan YME.

Salah satu kunci sukses mencapai target adalah “mendesign target yang jelas & menarik bagi seluruh anggota tim” yang sudah kita bahas di edisi sebelumnya. Dalam artikel kali ini kita akan membahas topik yang tidak kalah pentingnya, yaitu “Membuat Peta Jalan untuk Mencapai Target tersebut” yaitu dengan mencari beberapa elemen kunci yang disebut sebagai KEY DRIVERS.


KEY DRIVERS

 
Seperti dijelaskan di atas, kunci sukses meraih target adalah jika kita yakin dapat mencapai target itu, dan tahu bagaimana caranya. Nah, untuk tahu cara dimaksud, yang pertama kali harus Anda lakukan adalah cari key drivers-nya, yaitu penyebab-penyebab utama atau faktor-faktor yang paling dominan yang mendorong tercapainya target tersebut.

Key drivers ini dapat Anda temukan dengan mengidentifikasi fakta-fakta penting yang terkait dengan target Anda. Sebagai contoh, jika target Anda adalah ingin meningkatkan penjualan dari 200 unit mobil per bulan menjadi 400 unit mobil per bulan, cari tahu bagaimana kondisi pasar saat ini, bagaimana kemampuan daya beli masyarakat, berapa dana promosi yang disiapkan perusahaan, dan sebagainya. Lalu tuliskan menjadi sebuah list, dimulai dari fakta yang paling signifikan mempengaruhi pencapaian target Anda, hingga yang kurang signifikan.

Dengan membuat list seperti ini, Anda akan tahu apa saja kendala yang akan Anda hadapi selama proses pencapaian target berlangsung, dan bagaimana mengantisipasinya.

Jika list fakta utama telah dibuat, lakukan tiga langkah di bawah ini untuk menentukan key drivers Anda.

1. Analisa Keberhasilan di Waktu Yang Lalu
Pengalaman adalah guru yang paling baik, karenanya jangan pernah lupakan pengalaman yang berharga. Jika saat ini target Anda adalah meningkatkan penjualan dari 200 unit mobil per bulan menjadi 400 unit mobil per bulan, ingat-ingatlah apakah di waktu yang lalu Anda memiliki target yang serupa, dan target tersebut tercapai dengan baik? Jika ya, ingat lagi apa faktor penentu yang membuat target itu tercapai, dan gunakan untuk mencapai target Anda yang kali ini. Jika di waktu yang lalu Anda tak punya target serupa dengan target yang kali ini, cari tahu apakah ada rekan kerja atau pesaing yang pernah memiliki target serupa, atau yang relatif sama dengan target Anda kali ini, dan berhasil mencapainya. Jika ada, buat daftar apa saja yang mereka lakukan sehingga bisa berhasil.

2. Analisa Sumber Penghambat Utama
Jalan tak selalu mulus, karena kadang berkelok, berbatu-batu tajam, bahkan ada portal atau polisi tidur melintang di tengah jalan. Karena itu, wajar jika dalam upaya mencapai target, Anda dihadang kendala. Dari semua rintangan yang ada, cari tahu yang mana yang dapat menjadi penghambat utama pencapaian target Anda, dan antisipasi. Dengan cara ini, Anda melempangkan jalan Anda, bahkan menghalau kesulitan yang akan membebani langkah Anda.

3. Analisa Kebutuhan “Konsumen”
Seseorang bisa sukses jika dia tak hanya memfokuskan diri pada kepentingannya sendiri, tapi juga kepentingan “konsumennya” apalagi dalam dunia sales dimana konsumen sangat dibutuhkan untuk melariskan produk yang dipasarkan. Jika Anda ingin menaikkan angka penjualan Anda, find the need then fill it! Jangan membuat konsumen tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan dari Anda. Jika mereka membutuhkan layanan yang baik, berikan. Jika mereka membutuhkan produk yang bermutu namun dengan harga terjangkau, yakinkah mereka bahwa konsumen takkan rugi membeli produk yang Anda jual. Jadilah sales dan pelayan konsumen yang baik sekaligus.


Dari menganalisa ketiga faktor tadi – Keberhasilan di masa lalu, Penghambat Utama dan Kebutuhan Konsumen – kemudian masing-masing variablenya dibuatkan bobot untuk menentukan prioritas. Yang tidak kalah penting dalam mencari KEY DRIVERS adalah prosesnya yang melibatkan seluruh anggota tim – yang bertanggung jawab langsung atas pencapaian target tersebut. Hal ini selain untuk mendapatkan ide-ide brilian dan membangun saluran komunikasi dengan mereka juga untuk menciptakan emotional bounding mereka terhadap pencapaian target yang telah ditentukan bersama.

Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas, dimulai dengan implementasi yang berkwalitas (QI).


(artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Oktober 2010)

Read More.. Read more...
Related Posts with Thumbnails

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP