Meraih Target 2011

Kamis, 27 Januari 2011

Tahun 2010 telah berlalu dan kini tahun 2011 kita tapaki. Seperti halnya tahun-tahun lalu, tahun inipun agenda para leader pasti penuh dengan berbagai program dan strategi guna mencapai goals. Bahkan sebelum pergantian tahun terjadi, program dan strategi telah dirancang agar begitu tahun baru dimulai, program dan strategi telah dapat dilaksanakan.

Target laksana harta karun yang harus dikejar, diburu, dan didapatkan, karena sangat mempengaruhi pergerakan perusahaan dalam bisnis yang digeluti. Jika target tercapai, perusahaan tumbuh seperti yang diharapkan. Jika tidak, maka sebaliknya. Karenanya, perusahaan ‘menekan’ para leader agar jangan ada satu pun goal yang lepas dari bidikan.

Meski laksana harta karun, target bukanlah sesuatu yang menakutkan dan sulit untuk didapatkan. Jika kita memiliki peta yang tepat untuk menjangkaunya, kita relatif akan dapat melangkah dengan lancar dan cepat ke arahnya, karena kita tahu ke arah mana saja kita harus menuju, dan jalan yang mana saja yang harus dilalui. Tapi tentu saja, sebelum peta dibuat, target yang dibuat pun harus jelas dan signifikan sehingga ketika akhirnya target didapat, hasilnya memuaskan.

Pada prinsipnya, target yang baik adalah target yang dapat menarik minat orang-orang di dalam maupun di luar tim, sehingga proses pencapaian target itu mendapat dukungan penuh dari semua pihak yang terkait. Selain itu, target juga harus signifikan, relevan, dan terukur. Target seperti ini disebut very attractive goals (VAG).

Mengapa target harus dibuat dengan jelas? Karena jika target Anda kabur atau abu-abu, Anda dan tim akan seperti sekawanan orang buta yang harus berjalan dengan meraba-raba, karena Anda dan tim tak tahu persis apa sebenarnya yang ingin Anda capai, dan kemana jalannya. Unclear goals bahkan hanya akan membuat Anda membuang banyak waktu, energi, dan biaya, namun tanpa hasil yang memuaskan.

Target harus signifikan
karena perusahaan tentu saja ingin tumbuh dalam skala yang tidak biasa agar dapat bersaing dengan kompetitor, bahkan kalau perlu keluar sebagai pemenang dalam persaingan yang terjadi. Target yang signifikan juga akan membawa perusahaan tumbuh melebihi yang diharapkan, sehingga bahkan mungkin dapat berkembang secara fenomenal.

Untuk menentukan apakah target yang dicapai relevan ataukah tidak, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Misalnya, apakah target itu sepadan dengan kemampuan, kapasitas, dan daya dukung yang ada dalam perusahaan, dan apakah sesuai dengan kondisi terkini baik di dalam maupun di luar perusahaan. Tahun ini Anda mungkin dapat berharap banyak, karena meski prospek perekonomian global pada 2011 diprediksi melambat, namun Bank Indonesia (BI) memperkirakan kalau pelambatan itu justru akan membuat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi dibandingkan 2010. Bahkan karena prospek ini, pemerintah dan Komisi XI DPR sepakat untuk meningkatkan proyeksi angka pertumbuhan 2011 dari 6,3% menjadi 6,4%. Data-data seperti ini akan membantu Anda memperkirakan sebesar apa target harus dicapai, dan sebesar apa rintangan yang akan dihadapi.

Jika VAG telah ditetapkan, Anda tinggal membuat peta yang akan menjadi ‘penunjuk jalan’ bagi Anda dan tim untuk mencapai target. Untuk membuat peta ini, Anda dan tim hanya perlu mencari elemen kunci yang dapat mendorong dan mempengaruhi pencapaian target Anda. Elemen-elemen ini disebut key drivers.

Ada tiga elemen yang wajib Anda pertimbangkan untuk membuat peta jalan menuju pencapaian goals. Yakni, analisa keberhasilan Anda atau orang lain di masa lalu yang goalsnya identik dengan yang Anda dan tim ingin capai. Kedua, analisa sumber penghambat utama yang mungkin akan Anda dan tim hadapi dalam proses pencapaian goals. Dan ketiga, analisa kebutuhan ‘konsumen’ Anda dan penuhi.

Dengan menciptakan target yang jelas dan membuat peta jalan yang benar, target takkan lolos dari bidikan Anda.



(artikel ini telah dipublish oleh majalah Gatra edisi 19 Januari 2011)

Read More.. Read more...

Kiat Mempertahankan Pertumbuhan

Minggu, 16 Januari 2011

Artikel ini bertutur tentang bagaimana seorang pemimpin meningkatkan komitmen dan kontribusi dari seluruh anggota timnya.
Seperti kita tahu, anggota tim di sebuah organisasi banyak yang tidak memiliki komitmen, kontribusi yang rendah, serta tidak produktif. Ini disebabkan lima hal.

Pertama, kepemimpinan yang buruk. Kedua, tujuan yang tidak jelas. Ketiga, tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Keempat, budaya negatif yang kronis di dalam organisasi. Dan kelima, buruknya sistem kompensasi yang ada.

Apa akibat dari buruknya system kompensasi di sebuah perusahaan? Anda mungkin pernah juga mengalami demotivasi ketika bekerja di tengah lingkungan yang tidak menghargai secara layak semua jerih payah maupun pengorbanan yang terkadang sudah diberikan lebih dari apa yang merupakan kewajiban kita? Ya, itu jugalah yang dirasakan oleh tim kerja di sebuah organisasi yang tidak memberikan system kompensasi yang layak, tentu saja hal ini berdampak langsung terhadap penurunan kinerja, motivasi merosot, komitmen rendah sampai kontribusi yang negative. Parah bukan? Sebagai pemimpin di level manapun Anda saat ini, marilah membuat perubahan sebelum kondisi ini menjalar pada kerusakan-kerusakan lainnya.


Sustainability Circle

Gambar di samping ini adalah konsep yang disebut “Sustainability Circle” atau lingkaran pertumbuhan yang berkesinambungan. Konsep ini secara sederhana menunjukkan bahwa upaya (effort) dipengaruhi oleh motivasi (motivation) dan motivasi dipengaruhi oleh kompensasi (reward) yang didapatkan, dan demikianlah seterusnya.

Sehingga jika pemimpin atau organisasi ingin meningkatkan sumbangsih karyawannya maka harus dimulai dengan memberikan reward atau kompensasi yang baik pula, hal ini akan berdampak langsung terhadap motivasi mereka yang akan terangkat sehingga berpengaruh langsung terhadap peningkatan upaya dan peran dari tim kerja tersebut. Demikan juga sebaliknya.

Sebagian orang mungkin berangapan bahwa hal ini sangatlah sederhana, bagaimana mungkin hal sesederhana ini mampu menyelesaikan persoalan yang begitu pelik di dalam organisasinya? Benar, hal ini memanglah sederhana (secara konsep) tetapi dalam prakteknya ketika menjalankan aktifitas training dan konsultasi kami (CoreAction Result Consultant) masih sering menjumpai beberapa perusahaan yang rendah produktifitasnya hanya karena anggota timnya yang kecewa atas kompensasi yang mereka peroleh selama ini.


Reward System

Beberapa pemimpin beranggapan bahwa sistem kompensasi tersebut bukan merupakan kewenangannya, hal tersebut merupakan keputusan perusahaan melalui petinggi-petingginya sehingga ia sama sekali tidak dapat berbuat apa-apa apalagi jika orang tersebut hanyanya Junior Manager yang tidak bersinggungan langsung dengan sistem pengajian di dalam perusahaannya. Alhasil konsep “Sustainability Circle” (reward-motivation-effort) ini tidak relevan dan tidak dapat ia terapkan di dalam tim kerjanya.

Anggapan tersebut tentu saja tidak tepat, karena system kompensasi yang kami sarankan tidak selalu berbentuk “Finance” atau “Uang” saja, ada reward-reward lain diluar faktor itu yang disebut “Non-Finance” yang dapat berupa pengakuan langsung dari atasan, perayaan atas pencapaian prestasi tertentu, sertifikat atau piagam perhargaan dan lain sebagainya. Dan sudah jelas semua pemimpin mampu melakukan ini untuk memotivasi tim kerjannya asal mereka mau dan peduli. Jika sebagai pemimpin, Anda memiliki keterbatasan untuk memberikan reward yang bersifat uang, maka maksimalkanlah reward yang berupa “non-finance” tadi.

Coba saja jika ada anggota tim yang benar-benar berprestasi Anda undang ke ruangan Anda secara pribadi, lalu Anda bantu rancang masa depan kariernya dengan cara memberikan nasihat-nasihat tentang kinerjanya, tentang kelebihan-kelebihan yang dapat dia tingkatkan maupun kekurangan-kekurangan yang harus dikikisnya. Atau jika Anda punya sedikit budget, Anda bisa mengajak sekelompok bawahan berprestasi di bulan ini untuk sama-sama makan siang secara ekslusif dengan Anda, dan momen tersebut mereka diperbolehkan memberikan masukan-masukan bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang, dan masih banyak lagi aktifitas sejenis ini yang dapat Anda selenggarakan secara rutin maupun pada event-event khusus.

Uang Bukanlah Alasan Utamanya

Sebuah survei yang dilakukan oleh konsultan sumberdaya manusia terkemuka Watson Wyatt dengan tema WorkIndonesia 2004/2005. Yang merupakan penelitian yang paling komprehensif dan pertama dilakukan di Indonesia dan Asia mengenai komitmen, sikap, dan pandangan karyawan. Survei ini diikuti oleh lebih dari 8.000 responden aktual dari 46 perusahaan di 14 industri utama di Indonesia. Jumlah responden itu menyumbang 9% dari total sampel penelitian WorkAsia, yang dilakukan di 11 negara, meliputi 515 perusahaan, dan 115.000 responden actual.

Dalam survey ini juga ditanyakan apa alasan seseorang untuk terus bekerja di perusahaan tempat ia bekerja saat ini dan juga apa alasan seseorang pindah kerja, dan lima jawaban teratasnya adalah;
• Memberikan peluang lebih baik untuk mendayagunakan keahlian
• Menyediakan peluang training dan pengembangan diri yang lebih baik
• Perusahaan tempatnya bekerja tersebut memiliki prospek sukses lebih baik di masa depan
• Paket kompensasi yang lebih baik
• Peluang karir yang lebih baik
Sehingga cukup jelas, Uang bukanlah alasan utamanya.

Oleh sebab itu, artikel ini ingin mengingatkan kembali bahwa sebagai pimpinan di level manapun kita dapat berbuat sesuatu untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkesinambungan perusahaan kita dengan cara meningkatkan motivasi tim kerja yang mana dapat bersumber dari reward yang bersifat finance maupun non-finance.


Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas, dimulai dengan implementasi yang berkwalitas (QI), Semoga bermanfaat.

Read More.. Read more...

Key Drivers, Peta Jalan Mencapai Target

Target adalah sebuah ‘kata sakti’ yang mampu membuat orang “panas-dingin” hingga ketakutan setengah mati, atau justru menjadi sangat bersemangat sehingga seolah memiliki energi berkali-kali lipat untuk bekerja. Mengapa? Karena target dapat menjadi cermin yang begitu transparan bagi seorang pemimpin untuk ‘melihat’ bagaimana prilaku dan etos kerja anak buahnya. Jika ada di antara mereka yang selalu mencapai target, pimpinan dapat menebak bahwa anak buahnya yang satu ini sangat rajin, penuh dedikasi, dan layak dipromosikan. Atau sebaliknya?

Seorang teman yang berkerja di sebuah perusahaan otomotif terkemuka di Jakarta, pernah bercerita tentang bagaimana bingung dan takutnya dia ketika mendapat target yang menurutnya akan sangat sulit dia capai. “Bayangkan,” katanya dengan semangat curhat yang menggebu-gebu, “Bos ngasih gue target harus mampu ngejual minimal 30 unit motor untuk Januari 2010 ini. Padahal, sekarang saja (Desember 2009-red), gue cuma bisa ngejual 10 unit. Itu pun gue udah termehek-mehek!” katanya.

Tom, temanku itu, mengaku, dia sempat tak bisa tidur karena terbayang akan didepak dari perusahaan bulan depan. Dia bahkan mengaku tak tahu apa yang harus dilakukan untuk dapat memenuhi target tersebut, dan mulai berfikir untuk mencari pekerjaan baru.

Banyak dari kita selalu takut, khawatir, dan bingung jika mendapat beban yang dianggap tak biasa dan melebihi kemampuan yang kita miliki. Ini terjadi karena kita selalu berfikir, bahwa ini sulit, ini tak mungkin dikerjakan, ini tak mungkin dicapai, aku tak bisa melakukannya, dan sebagainya. Padahal, apa yang kita fikirkan, itulah yang akan terjadi, karena ketika kita berfikir; “AKU TIDAK BISA”, maka pikiran sadar & bawah sadar kita akan mencari cara membuktikan bahwa kita memang tak bisa.

Tapi jika kita berfikir; “OH, AKU BISA”, meski pada saat itu kita tak tahu caranya, tetapi energi dan seluruh sumber daya dalam diri kita akan membantu mencarikan jalannya, sehingga kita sering memiliki motivasi dan kemampuan untuk mengerjakan hal itu hingga tuntas. Fikiran merupakan salah satu karunia yang maha dahsyat dari Tuhan YME.

Salah satu kunci sukses mencapai target adalah “mendesign target yang jelas & menarik bagi seluruh anggota tim” yang sudah kita bahas di edisi sebelumnya. Dalam artikel kali ini kita akan membahas topik yang tidak kalah pentingnya, yaitu “Membuat Peta Jalan untuk Mencapai Target tersebut” yaitu dengan mencari beberapa elemen kunci yang disebut sebagai KEY DRIVERS.


KEY DRIVERS

 
Seperti dijelaskan di atas, kunci sukses meraih target adalah jika kita yakin dapat mencapai target itu, dan tahu bagaimana caranya. Nah, untuk tahu cara dimaksud, yang pertama kali harus Anda lakukan adalah cari key drivers-nya, yaitu penyebab-penyebab utama atau faktor-faktor yang paling dominan yang mendorong tercapainya target tersebut.

Key drivers ini dapat Anda temukan dengan mengidentifikasi fakta-fakta penting yang terkait dengan target Anda. Sebagai contoh, jika target Anda adalah ingin meningkatkan penjualan dari 200 unit mobil per bulan menjadi 400 unit mobil per bulan, cari tahu bagaimana kondisi pasar saat ini, bagaimana kemampuan daya beli masyarakat, berapa dana promosi yang disiapkan perusahaan, dan sebagainya. Lalu tuliskan menjadi sebuah list, dimulai dari fakta yang paling signifikan mempengaruhi pencapaian target Anda, hingga yang kurang signifikan.

Dengan membuat list seperti ini, Anda akan tahu apa saja kendala yang akan Anda hadapi selama proses pencapaian target berlangsung, dan bagaimana mengantisipasinya.

Jika list fakta utama telah dibuat, lakukan tiga langkah di bawah ini untuk menentukan key drivers Anda.

1. Analisa Keberhasilan di Waktu Yang Lalu
Pengalaman adalah guru yang paling baik, karenanya jangan pernah lupakan pengalaman yang berharga. Jika saat ini target Anda adalah meningkatkan penjualan dari 200 unit mobil per bulan menjadi 400 unit mobil per bulan, ingat-ingatlah apakah di waktu yang lalu Anda memiliki target yang serupa, dan target tersebut tercapai dengan baik? Jika ya, ingat lagi apa faktor penentu yang membuat target itu tercapai, dan gunakan untuk mencapai target Anda yang kali ini. Jika di waktu yang lalu Anda tak punya target serupa dengan target yang kali ini, cari tahu apakah ada rekan kerja atau pesaing yang pernah memiliki target serupa, atau yang relatif sama dengan target Anda kali ini, dan berhasil mencapainya. Jika ada, buat daftar apa saja yang mereka lakukan sehingga bisa berhasil.

2. Analisa Sumber Penghambat Utama
Jalan tak selalu mulus, karena kadang berkelok, berbatu-batu tajam, bahkan ada portal atau polisi tidur melintang di tengah jalan. Karena itu, wajar jika dalam upaya mencapai target, Anda dihadang kendala. Dari semua rintangan yang ada, cari tahu yang mana yang dapat menjadi penghambat utama pencapaian target Anda, dan antisipasi. Dengan cara ini, Anda melempangkan jalan Anda, bahkan menghalau kesulitan yang akan membebani langkah Anda.

3. Analisa Kebutuhan “Konsumen”
Seseorang bisa sukses jika dia tak hanya memfokuskan diri pada kepentingannya sendiri, tapi juga kepentingan “konsumennya” apalagi dalam dunia sales dimana konsumen sangat dibutuhkan untuk melariskan produk yang dipasarkan. Jika Anda ingin menaikkan angka penjualan Anda, find the need then fill it! Jangan membuat konsumen tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan dari Anda. Jika mereka membutuhkan layanan yang baik, berikan. Jika mereka membutuhkan produk yang bermutu namun dengan harga terjangkau, yakinkah mereka bahwa konsumen takkan rugi membeli produk yang Anda jual. Jadilah sales dan pelayan konsumen yang baik sekaligus.


Dari menganalisa ketiga faktor tadi – Keberhasilan di masa lalu, Penghambat Utama dan Kebutuhan Konsumen – kemudian masing-masing variablenya dibuatkan bobot untuk menentukan prioritas. Yang tidak kalah penting dalam mencari KEY DRIVERS adalah prosesnya yang melibatkan seluruh anggota tim – yang bertanggung jawab langsung atas pencapaian target tersebut. Hal ini selain untuk mendapatkan ide-ide brilian dan membangun saluran komunikasi dengan mereka juga untuk menciptakan emotional bounding mereka terhadap pencapaian target yang telah ditentukan bersama.

Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas, dimulai dengan implementasi yang berkwalitas (QI).


(artikel ini telah dimuat di Majalah Marketing edisi Oktober 2010)

Read More.. Read more...
Related Posts with Thumbnails

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP